Oprah Kembali Pakai GLP-1 Setelah Berat Badan Naik 9kg



KONTAN.CO.ID -  Tren penggunaan obat penurun berat badan golongan Glucagon-Like Peptide-1 (GLP-1) terus menjadi sorotan di pasar kesehatan global dan industri farmasi.

Salah satu figur publik dunia, Oprah Winfrey, baru-baru ini membagikan pengalaman pribadinya terkait penggunaan medikasi tersebut setelah sempat memutuskan untuk berhenti mengonsumsinya selama satu tahun.

Melansir laporan dari Yahoo, Winfrey mengungkapkan bahwa ia sempat menghentikan penggunaan suntikan GLP-1 secara mendadak (cold turkey) pada awal tahun 2024.


Baca Juga: 7 Aturan Hemat Warren Buffett untuk Keuangan Pribadi

Langkah ini diambilnya karena ingin membuktikan apakah ia mampu mempertahankan berat badannya hanya dengan mengandalkan diet dan olahraga tanpa bantuan medis.

Dampak Penghentian Obat terhadap Kondisi Fisik

Setelah satu dekade bergulat dengan masalah berat badan, Winfrey sempat menyebut obat-obatan GLP-1 sebagai sebuah "anugerah".

Namun, keinginan untuk membuktikan teori sains membuatnya berhenti menggunakan obat tersebut selama 12 bulan penuh.

Selama periode tersebut, meskipun ia tetap menjalankan pola hidup sehat dan rutin berolahraga, berat badannya kembali naik secara bertahap.

Dikutip dari wawancara terbarunya, Winfrey mencatat kenaikan berat badan sebesar 20 pon atau sekitar 9 kilogram selama satu tahun tanpa medikasi tersebut.

Pengalaman ini memberikan pemahaman baru baginya bahwa bagi individu dengan kondisi obesitas kronis, penggunaan obat-obatan ini mungkin harus dilakukan seumur hidup, serupa dengan pengobatan tekanan darah tinggi.

Winfrey menjelaskan bahwa tanpa bantuan GLP-1, tubuhnya cenderung kembali ke titik berat badan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor genetika dan lingkungan.

Baginya, titik berat badan tersebut berada di angka 211 pon atau sekitar 95kg, suatu kondisi yang membuatnya rentan terhadap risiko pre-diabetes dan kolesterol tinggi.

Baca Juga: Elon Musk Terkaya Sepanjang Sejarah AS, Kekayaan Capai Rp12 Triliun Lebih

Memahami Mekanisme dan Edukasi Obesitas

Edukasi mengenai obesitas sebagai sebuah penyakit medis kini semakin gencar disosialisasikan, seiring dengan meningkatnya valuasi perusahaan farmasi produsen obat penurun berat badan.

Winfrey, yang berkolaborasi dengan Dr. Ania M. Jastreboff dari Yale Obesity Research Center dalam buku terbarunya berjudul Enough, menekankan pentingnya mengubah persepsi masyarakat terhadap penderita obesitas.

Berdasarkan informasi yang dilansir oleh Yahoo, terdapat beberapa poin penting yang dipelajari dari pengalaman medis ini:

  • Obesitas adalah Kondisi Medis: Overeating atau makan berlebihan bukanlah penyebab utama obesitas, melainkan obesitas itu sendiri yang memicu keinginan untuk makan berlebihan secara biologis.
  • Faktor Genetika: Kondisi berat badan sangat dipengaruhi oleh garis keturunan, sehingga pendekatan "makan lebih sedikit dan olahraga lebih banyak" tidak selalu menjadi solusi tunggal yang efektif.
  • Keberlanjutan Pengobatan: Bagi sebagian pasien, medikasi GLP-1 berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh secara jangka panjang, bukan sekadar solusi instan jangka pendek.
  • Penghapusan Stigma: Pasien diharapkan tidak lagi merasa malu atau menyalahkan diri sendiri ketika membutuhkan bantuan medis untuk mencapai berat badan yang sehat.

Implikasi Luas dan Aksesibilitas Medis

Winfrey menyatakan bahwa ia kini lebih terbuka mengenai kebutuhannya terhadap bantuan medis dan tidak lagi merasa terbebani oleh opini publik.

Ia bahkan dilaporkan membantu membiayai pengobatan serupa bagi beberapa rekannya yang tidak mampu menjangkau biaya obat penurun berat badan yang cukup tinggi.

Tonton: Presiden Prabowo Cek Lagi Penanganan Bencana Alam di Sumatra

Popularitas GLP-1 telah mengubah peta persaingan di industri kesehatan global. Perusahaan-perusahaan farmasi besar kini berlomba-lomba untuk memenuhi permintaan pasar yang melonjak tajam sejak tahun 2023.

Namun, isu mengenai aksesibilitas dan harga obat tetap menjadi tantangan besar bagi konsumen di berbagai negara.

Melalui pengalaman ini, pesan utama yang ingin disampaikan adalah pentingnya akses terhadap informasi kesehatan yang akurat.

Baik individu memilih untuk menggunakan medikasi, menjalankan diet ketat, atau kombinasi keduanya, keputusan tersebut harus didasarkan pada saran medis profesional dan pemahaman bahwa setiap tubuh memiliki kebutuhan biologis yang berbeda-beda.

Di tengah pesatnya perkembangan sains di bidang metabolisme, testimoni dari tokoh berpengaruh seperti Winfrey diharapkan dapat mendorong diskusi yang lebih sehat mengenai manajemen berat badan dan kesehatan metabolik tanpa harus melibatkan rasa malu sosial.

Selanjutnya: Cegah Radikalisme Anak, BNPT Perketat Pengawasan Game Roblox

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi jika Konsumsi Makanan Cepat Saji Setiap Hari?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News