JAKARTA. Rencana PT Express Trasindo Utama Tbk (TAXI) untuk mencari pendanaan bersifat utang kian mendekati proses realisasi. Sekitar bulan depan, manajemen akan mulai mengeksekusi rencananya tersebut."Antara Mei atau Juni akan kami tentukan apakah menarik pinjaman atau menerbitkan obligasi," ujar Daniel Podiman, Ditektur Utama TAXI, (28/4). Kebutuhan pendanaan yang sedang dicari TAXI sebesar Rp 1 triliun.Dana tersebut akan digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan belanja modal TAXI hingga tahun 2015. Khusus untuk tahun ini, kebutuhan belanja modal TAXI sekitar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mendatangkan 2.000 unit armada baru.Putusan untuk mengeksekusi rencana pada periode tersebut memang bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa pakar memprediksi, Bank Indonesia diproyeksikan akan menurunkan suku bunga acuan mengingat kondisi makro lokal yang sudah lebih stabil.Turunnya suku bunga acuan akan membuat cost of fund sumber pendanaan bersifat utang (pinjaman atau obligasi) menjadi lebih murah. Sehingga, momen tersebut dirasakan yang paling tepat untuk eksekusinya.Sebagai persiapan yang paling krusial, manajemen meminta persetujuan pemegang saham terkait penjaminan sejumlah aset untuk jaminan utang atau obligasi tersebut. "Pemegang saham telah menyetujuinya saat RUPSLB tadi," pungkas Daniel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Opsi pendanaan belanja modal TAXI ditentukan Mei
JAKARTA. Rencana PT Express Trasindo Utama Tbk (TAXI) untuk mencari pendanaan bersifat utang kian mendekati proses realisasi. Sekitar bulan depan, manajemen akan mulai mengeksekusi rencananya tersebut."Antara Mei atau Juni akan kami tentukan apakah menarik pinjaman atau menerbitkan obligasi," ujar Daniel Podiman, Ditektur Utama TAXI, (28/4). Kebutuhan pendanaan yang sedang dicari TAXI sebesar Rp 1 triliun.Dana tersebut akan digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan belanja modal TAXI hingga tahun 2015. Khusus untuk tahun ini, kebutuhan belanja modal TAXI sekitar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mendatangkan 2.000 unit armada baru.Putusan untuk mengeksekusi rencana pada periode tersebut memang bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa pakar memprediksi, Bank Indonesia diproyeksikan akan menurunkan suku bunga acuan mengingat kondisi makro lokal yang sudah lebih stabil.Turunnya suku bunga acuan akan membuat cost of fund sumber pendanaan bersifat utang (pinjaman atau obligasi) menjadi lebih murah. Sehingga, momen tersebut dirasakan yang paling tepat untuk eksekusinya.Sebagai persiapan yang paling krusial, manajemen meminta persetujuan pemegang saham terkait penjaminan sejumlah aset untuk jaminan utang atau obligasi tersebut. "Pemegang saham telah menyetujuinya saat RUPSLB tadi," pungkas Daniel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News