KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OMPS) akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 23 September 2019 mendatang. Perusahaan penyedia besi scrap ini mematok harga penawaran di rentang Rp 125-Rp 135 per saham. Optima Prima akan menerbitkan saham baru sebanyak 400 juta saham atau 40% dari jumlah seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Setelah menggelar IPO nanti OPMS akan memperoleh dana segar sebanyak Rp 50 miliar-Rp 54 miliar. Optima Prima menggandeng PT Sinarmas Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli menyatakan dalam penawaran umum ini harga yang ditetapkan pada rentang Rp 125- Rp 135 per saham mengacu pada laba bersih akhir tahun ini yang mencerminkan PER di 7,5 kali-8 kali.
“PER di rentang ini jika dibandingkan rata-rata industri perdagangan dan trading cukup menarik karena di bawah 10 kali,” jelasnya dalam paparan publik, Senin (26/8). Baca Juga: Semester I-2019, Optima Prima produksi 12.000 ton besi scrap Kerry menyatakan PBV-nya juga di bawah 1 yakni 0,41 kali sampai 0,45 kali sehingga menurutnya banyak investor yang akan investasi di saham ini. Direktur Utama OPMS Meilyna Widjaja menyatakan aksi korporasi ini menjadi upaya dalam memperkuat bisnis di bidang besi scrap yang mayoritas didapatkan dari kapal bekas. “Industri ini dinilai baru di Indonesia dan memiliki pangsa pasar yang besar,” jelasnya. Meilyna menyatakan hasil dana IPO setelah dikurangi biaya emisi seluruhnya akan dipergunakan untuk penambahan modal kerja yaitu pembelian kapal bekas yang akan dijadikan scrap. Menurut Meilyna industri penunjang konstruksi dan manufaktur khususnya otomotif yang merupakan konsumen utama dari logam dasar terus bertumbuh. Adapun pemerataan pembangunan infrastruktur akan menjadi katalis positif bagi Optima Prima. Baca Juga: Ini manfaat dan keuntungan perusahaan go public menurut BEI Sebelumnya Kontan.co.id pernah melaporkan sepanjang semester I 2019 ini OPMS telah memproduksi kurang lebih 12.000 besi bekas. Sementara itu target produksi besi scrap yang dipatok hingga akhir tahun 24.000 ton besi scrap dengan demikian realisasi produksinya di semester I sudah mencapai 50%.