KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lembaga Manangement Aset Negara (LMAN) akan terus turut serta dalam memperkuat penerimaan negara dengan mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset negara. Tahun ini, LMAN berhasil mencatatkan penerimaan dari optimalisasi aset properti negara sebesar Rp 827 miliar. Angka tersebut meningkat 2,3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. "Penerimaan negara itu kemudian digunakan untuk operasi pemerintah." kata Rahayu Puspasari, Direktur Utama LMAN di Jakarta, Senin (17/12). Rahayu mengatakan, dalam menjalankan mandat mengoptimalkan aset negara, pihaknya melakukan peran advisori atau peran konsultasi pemerintah. Pada tahun 2017 LMAN membantu pelaksanaan studi kelayakan atas rencana pemanfaatan aset pemerintah yang berada di kawasan central business district (CBD) Sudirman, Jakarta Pusat. Ini merupakan lokasi yang sangat premium. Tahun ini, LMAN akan kembali membantu melihat kembali kontrak eksisting kerja sama pemerintah atas pendayagunaan aset lainnya di kawasan yang sama. "Ke depan, kami berkomitmen melakukan sinergi yang lebih baik lagi dalam perapihan kontrak kerja sama pemanfaatan aset pemerintah di kawasan premium ini, karena kami menilai negara ini telah mengalami opportunity lost yang besar selama ini." lanjut Rahayu. Rahayu menyadari bahwa peran optimalisasi aset negara tidak bisa hanya dijalankan LMAN dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Namun, dibutuhkan kesadaran dan kerja sama yang lebih solid antara Pengelola dan Pengguna Barang Milik Negara (BMN), yaitu Kementerian/Lembaga pusat dan instansi vertikalnya di daerah, pemerintah daerah, Badan Layanan Umum/ Badan Layanan Umum Daerah, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan BUMD. Tahun 2019, LMAN akan fokus pada beberapa tema optimalisasi aset, diantaranya revitalisasi aset underutlised ke dalam proyek-proyek tematik dengan mengadopsi berbagai perkembangan baru trend properti dan industri dan akselerasi perwujudan Kawasan ekonomi khusus Lhokseumawe melalui optimalisasi aset negara berupa LNG plant dan community site nya di Kawasan tersebut. Sepanjang tahun ini, LMAN telah melaksanakan kegiatan konstruksi aset kelolaan sebanyak 13 aset, ditambah 12 aset akan selesai di akhir Desember ini. Adapun 20 aset lainnya yang proses konstruksinya telah dimulai tahun ini dan diestimasikan akan selesai pada tahun 2019. "Kegiatan konstruksi dan repurposing aset ini dilakukan dalam rangka peningkatan daya ungkit aset surplus untuk selanjutnya memenuhi kebutuhan aset bagi pemerintah atau justru untuk dimonetisasi hingga tercipta recurring income." tambah Rahayu. Rahayu mengatakan, aset-aset yang dimiliki negara juga berpotensi untuk dimonetisasi oleh swasta. Oleh karena itu, dalam ulang tahunnya yang ke-3, LMAN menyelenggarakan talkshow Properti Outlook 2019 pada Senin (17/12) yang bertujuan untuk berbagi informasi terkait prospek industri properti antara pemerintah, regulator, pengamat, akademisi, dan pengembang. "Forum ini tujuannya sebagai wahana untuk sama-sama bertukar dan mengakses informasi, bertukar pikiran mengenai prospek properti jangka pendek ke depan, serta melihat peluang sinergi. Khususnya pada tahun 2019 nanti kita akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang biasanya sedikit banyak berdampak pada sektor properti."jelas Rahayu. Sementara sebagai wakil negara dalam pendanaan tanah proyek infrastruktur prioritas, LMAN telah membayarkan uang ganti rugi tanah kepada badan usaha dan masyarakat senilai Rp 28,72 triliun termasuk cost of fund dan memberikan kepastian ketersediaan lahan untuk 17 ruas tol atau 343 km jalan tol yang telah beroperasi, 4 bendungan, pelabuhan Patimban, dan 6 jalur KA yang saat ini telah memulai konstruksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Optimalisasi aset negara sumbang pendapatan Rp 827 miliar tahun Ini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lembaga Manangement Aset Negara (LMAN) akan terus turut serta dalam memperkuat penerimaan negara dengan mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset negara. Tahun ini, LMAN berhasil mencatatkan penerimaan dari optimalisasi aset properti negara sebesar Rp 827 miliar. Angka tersebut meningkat 2,3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. "Penerimaan negara itu kemudian digunakan untuk operasi pemerintah." kata Rahayu Puspasari, Direktur Utama LMAN di Jakarta, Senin (17/12). Rahayu mengatakan, dalam menjalankan mandat mengoptimalkan aset negara, pihaknya melakukan peran advisori atau peran konsultasi pemerintah. Pada tahun 2017 LMAN membantu pelaksanaan studi kelayakan atas rencana pemanfaatan aset pemerintah yang berada di kawasan central business district (CBD) Sudirman, Jakarta Pusat. Ini merupakan lokasi yang sangat premium. Tahun ini, LMAN akan kembali membantu melihat kembali kontrak eksisting kerja sama pemerintah atas pendayagunaan aset lainnya di kawasan yang sama. "Ke depan, kami berkomitmen melakukan sinergi yang lebih baik lagi dalam perapihan kontrak kerja sama pemanfaatan aset pemerintah di kawasan premium ini, karena kami menilai negara ini telah mengalami opportunity lost yang besar selama ini." lanjut Rahayu. Rahayu menyadari bahwa peran optimalisasi aset negara tidak bisa hanya dijalankan LMAN dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Namun, dibutuhkan kesadaran dan kerja sama yang lebih solid antara Pengelola dan Pengguna Barang Milik Negara (BMN), yaitu Kementerian/Lembaga pusat dan instansi vertikalnya di daerah, pemerintah daerah, Badan Layanan Umum/ Badan Layanan Umum Daerah, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan BUMD. Tahun 2019, LMAN akan fokus pada beberapa tema optimalisasi aset, diantaranya revitalisasi aset underutlised ke dalam proyek-proyek tematik dengan mengadopsi berbagai perkembangan baru trend properti dan industri dan akselerasi perwujudan Kawasan ekonomi khusus Lhokseumawe melalui optimalisasi aset negara berupa LNG plant dan community site nya di Kawasan tersebut. Sepanjang tahun ini, LMAN telah melaksanakan kegiatan konstruksi aset kelolaan sebanyak 13 aset, ditambah 12 aset akan selesai di akhir Desember ini. Adapun 20 aset lainnya yang proses konstruksinya telah dimulai tahun ini dan diestimasikan akan selesai pada tahun 2019. "Kegiatan konstruksi dan repurposing aset ini dilakukan dalam rangka peningkatan daya ungkit aset surplus untuk selanjutnya memenuhi kebutuhan aset bagi pemerintah atau justru untuk dimonetisasi hingga tercipta recurring income." tambah Rahayu. Rahayu mengatakan, aset-aset yang dimiliki negara juga berpotensi untuk dimonetisasi oleh swasta. Oleh karena itu, dalam ulang tahunnya yang ke-3, LMAN menyelenggarakan talkshow Properti Outlook 2019 pada Senin (17/12) yang bertujuan untuk berbagi informasi terkait prospek industri properti antara pemerintah, regulator, pengamat, akademisi, dan pengembang. "Forum ini tujuannya sebagai wahana untuk sama-sama bertukar dan mengakses informasi, bertukar pikiran mengenai prospek properti jangka pendek ke depan, serta melihat peluang sinergi. Khususnya pada tahun 2019 nanti kita akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang biasanya sedikit banyak berdampak pada sektor properti."jelas Rahayu. Sementara sebagai wakil negara dalam pendanaan tanah proyek infrastruktur prioritas, LMAN telah membayarkan uang ganti rugi tanah kepada badan usaha dan masyarakat senilai Rp 28,72 triliun termasuk cost of fund dan memberikan kepastian ketersediaan lahan untuk 17 ruas tol atau 343 km jalan tol yang telah beroperasi, 4 bendungan, pelabuhan Patimban, dan 6 jalur KA yang saat ini telah memulai konstruksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News