JAKARTA. Sudah selayaknya usaha mikro mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Namun, sejumlah pakar ekonomi menyarankan Prabowo-Hatta lebih realistis dalam mengembangkan sektor usaha informal ini. Tujuannya supaya pelaksanaan program tersebut bisa lebih fokus benar-benar dinikmati oleh pengusaha mikro. Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih mengatakan, Prabowo-Hatta tidak perlu membuka bank khusus sebagai bantuan permodalan. Ide itu sudah ada pada era Soeharto dengan nama Koperasi Unit Desa (KUD). Namun pada perkembangannya non performing loan (NPL) alias kredit bermasalah KUD sangat tinggi. Kredit macet timbul karena KUD menyalurkan dana terlalu murah, tapi tingkat pengembaliannya rendah. "Optimalkan saja bank yang sudah ada," ujar Lana.
Pemerintah harus mendorong perubahan syarat bagi pengusaha mikro untuk mendapatkan kredit. Syarat saat ini menyebabkan mereka tak layak mendapatkan kredit. Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati berpendapat, UMKM ataupun sektor informal lainnya sangat membutuhkan akses berusaha. Mereka perlu diberikan ruang untuk bisa memperluas ide serta usahanya.