KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan menggelar Social Security Summit 2024 di Jakarta pada 26 November 2024. Acara ini bertujuan mengoptimalkan sistem jaminan sosial ketenagakerjaan guna mendorong produktivitas pekerja dan pertumbuhan ekonomi nasional. Kegiatan ini dibuka Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli. Pada kesempatan tersebut Yassierli menyampaikan harapannya agar diskusi dalam forum ini menghasilkan strategi dan solusi konkret terkait jaminan sosial. Yassierli juga menekankan pentingnya peran BPJS Ketenagakerjaan dalam memperluas cakupan kepesertaan, terutama melalui strategi preventif. Ia menyoroti perlunya diskusi terkait perlindungan jaminan sosial dan pendekatan proaktif dalam implementasinya.
Baca Juga: SOCIAL SECURITY SUMMIT 2024: Keluar dari Middle Income Trap ke Indonesia Emas 2045 Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, menjelaskan bahwa Social Security Summit2024 merupakan respons terhadap tantangan global, termasuk fenomena middle income trap. Kondisi ini terjadi ketika negara berpenghasilan menengah mengalami stagnasi dalam transisi menuju negara berpenghasilan tinggi. "Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap middle income trap adalah ketidakcukupan sistem jaminan sosial yang mampu mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Anggoro dalam siaran pers, Rabu (27/11/2024). Ia menambahkan bahwa ketimpangan distribusi sumber daya, serta rendahnya akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, memperburuk kerentanan masyarakat. Anggoro juga mencatat bahwa mayoritas pekerja di Indonesia berada di sektor informal, mencapai hampir 60 persen atau sekitar 84,13 juta orang. Selain itu, Indonesia tengah memasuki era *ageing population*, dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Gelar ToT K3 untuk Cegah Kecelakaan Kerja di Sektor Sawit Kondisi ini, menurutnya, memperbesar risiko jatuhnya kelompok rentan dalam kemiskinan. Untuk itu, perluasan cakupan jaminan sosial ketenagakerjaan dianggap mendesak demi mendukung visi Indonesia Emas 2045. Hingga Oktober 2024, pekerja yang terlindungi jaminan sosial baru mencapai 40,83 juta orang, dengan dominasi pekerja formal sebanyak 25,8 juta dan pekerja informal 9,4 juta. Anggoro berharap Social Security Summit 2024 dapat menjadi platform kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil dalam merumuskan solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Kelapa Gading Ivan Sahat H Pandjaitan menyambut baik atas dilaksanakannya Social Security Summit 2024.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Gelar ToT K3 untuk 400 Pekerja Sawit, Harap Turunkan Kecelakaan Apalagi, acara ini pertama kali dilaksanakan dalam upaya mendorong produktivitas pekerja dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan. "Kami BPJS Ketenagakerjaan Kelapa Gading sangat mendukung kegiatan Social Security Summit 2024 ini," katanya.
Ivan berharap kegiatan tersebut mampu menghasilkan strategi jitu terutama dalam memperluas kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli