KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melihat transaksi pasar uang yang dilakukan oleh perbankan masih akan semarak di tahun ini. Meskipun, permintaan kredit masih akan terus meningkat dibandingkan tahun lalu. Direktur Treasury & International Banking, Panji Irawan menyatakan transaksi pasar uang antar bank akan bergantung kepada kondisi likuiditas perbankan. Bila kelebihan akan meminjamkan, sedangkan yang kurang akan meminjam. “Transaksi pasar uang pada umumnya masih akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, Bank Mandiri memiliki kelebihan likuiditas sehingga kita banyak memberikan penempatan dana,” ujar Panji kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Mandiri (bank only) menempatkan dana pada bank lain mencapai Rp 63,96 triliun di penghujung 2022. Nilai itu tumbuh 106,59%
year on year (YoY) sebanyak Rp 30,96 triliun di 2021.
Baca Juga: Bank Mandiri akan Menggelar Stock Split 1:2 Memang, dalam mengoptimalkan likuiditas, perbankan aktif melakukan transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Selain itu, dengan aktif melakukan PUAB, bank sebagai pemberi pinjaman mendapatkan keuntungan dari bunga yang diberikan. Data Bank Indonesia mencatatkan volume rata-rata harian PUAB Rupiah kembali melandai ke level Rp10,31 triliun pada Desember 2022 lalu dengan volume 100 juta transaksi. Padahal pada Oktober lalu, ada di posisi Rp 15,76 triliun dengan volume 137 juta kali transaksi. Adapun suku bunga rata-rata PUAB rupiah pada bulan Desember 2022 berada di level 5,07% PUAB. Sementara itu, volume rata-rata harian transaksi PUAB valuta asing (valas) turun ke level US$ 187 Juta. Adapun suku bunga rata-rata PUAB valas ada di posisi 4,14%. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kenaikan suku bunga acuan BI7DRRR yang lebih rendah pada akhir tahun berdampak pada penurunan suku bunga rata-rata PUAB Rupiah. “Kondisi likuiditas perbankan masih relatif longgar di tengah meningkatnya kebutuhan likuiditas bank untuk mendukung pemulihan ekonomi,” mengutip Laporan Likuiditas LPS bulan Januari.
Sedangkan LPS memproyeksikan volume aktivitas PUAB masih berpotensi meningkat dalam beberapa bulan ke depan sejalan dengan tren penyaluran kredit. Suku bunga PUAB Rupiah diperkirakan akan naik sejalan dengan meningkatnya volume transaksi dan juga kenaikan bunga acuan dari bank sentral. Pada saat yang sama, suku bunga PUAB valas juga potensial terus berlanjut naik sejalan kenaikan suku bunga kebijakan offshore yang lebih agresif. Kenaikan volume aktivitas PUAB menjadi indikasi meningkatnya aktivitas pengelolaan likuiditas bank dalam jangka pendek yang disebabkan peningkatan kebutuhan untuk kredit dan aktivitas nasabah,” tambah LPS. Regulator perbankan ini menyebut bank sentral akan terus berupaya menjaga level likuiditas yang memadai di pasar uang antar bank. Tujuannya untuk memastikan bank tetap mampu menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari