Optimalkan SWF, Jasa Marga (JSMR) telah siapkan sembilan ruas tol potensial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) siap mengoptimalkan pendanaan melalui sovereign wealth fund (SWF) Indonesia Investment Authority (INA) di tahun ini. 

Direktur Keuangan JSMR Doni Arsal menjelaskan, saat ini perusahaan sudah melakukan diskusi intensif dengan pemerintah, khususnya dengan tim SWF terkait ruas-ruas jalan tol potensial yang akan diikutsertakan dalam portofolio SWF. Doni merinci setidaknya ada sembilan ruas tol potensial milik Jasa Marga. 

Sembilan ruas tol tersebut adalah Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 km dengan kepemilikan 55%, Jakarta Cikampek II Elevated sepanjang 36,4 km dengan kepemilikan 80%, Semarang-Batang sepanjang 75 km dengan kepemilikan 40% dan Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 km dengan kepemilikan 40%. 


Kemudian Pandaan-Malang sepanjang 38,9 km dengan kepemilikan 60%, Gempol-Pasuruan sepanjang 34,2 km dengan kepemilikan 99%, Balikpapan-Samarinda sepanjang 98,9 km dengan kepemilikan 67%, Manado-Bitung sepanjang 39,9 km dengan kepemilikan 65% dan Bali Mandara sepanjang 9,7 k, dengan kepemilikan 65%. 

"Target kami tahun ini 2-3 tol dengan indikasi proceed Rp 1,5 triliun hingga Rp 3 triliun. Aset yang mana, kami perlu lihat yang menarik bagi SWF, kami juga perlu lihat risk appetite dari investor juga," jelas Doni dalam pertemuan virtual bersama wartawan, Senin (8/3). 

Baca Juga: Kementerian PUPR targetkan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan seksi 3 rampung maret 2022

Lebih lanjut, dia bilang, SWF ini memiliki empat manfaat utama bagi Jasa Marga yaitu meningkatkan likuiditas Jasa Marga dengan adanya aliran dana segar masuk, adanya alternatif baru untuk pendanaan dari segi ekuitas sehingga mendukung daur ulang aset (asset recycling), memperkuat struktur permodalan Jasa Marga, serta kenaikan laba dengan adanya divestasi ini. 

Mengenai kesiapannya, anggota indeks Kompas100 ini, telah berkoordinasi dengan pengelola jalan tol lain seperti Waskita Karya dan Hutama Karya. Di mana Jasa Marga tengah mempersiapkan asetnya dalam bentuk investment book sehingga transaksi bisa dilakukan dalam waktu cukup singkat.

Doni menambahkan, sebenarnya JSMR memiliki 21 anak perusahaan yang terbuka untuk asset recycling, dengan sebanyak 18 anak usaha sudah dalam tahap operasional. Dengan adanya 18 anak usaha yang sudah beroperasi, dua risiko utama dalam investasi otomatis hilang yaitu pembebasan lahan dan keterlambatan konstruksi atau eskalasi biaya konstruksi. 

Hanya tinggal dua risiko lagi yaitu trafik dan tarif. Namun dari sisi tarif pemerintah telah memberi kepastian penyesuaian setiap 2 tahun. Sementara dari sisi trafik, Doni optimis akan berkembang sejalan dengan perkembangan kawasan. 

"Kami siap undang investor lain baik domestik maupun internasional termasuk INA," jelasnya. 

Hingga saat ini setidaknya ada investor dari Asia yang bergerak di bisnis jalan tol dan dana pensiun dari Eropa yang tertarik pada ruas tol Trans Jawa yang memiliki trafik lebih besar. 

"Namun sebenarnya untuk ruas tol yang trafiknya tidak terlalu tinggi, konsensinya akan lebih panjang menjadi 50 tahun," pungkas dia.

Selanjutnya: Jasa Marga kenalkan command center lalu lintas jalan tol berbasis ITS pertama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari