KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja emiten sektor ritel diproyeksi jauh lebih baik di tahun 2024. Ekspansi pembukaan toko baru diharapkan dapat diikuti oleh meningkatnya konsumsi masyarakat. Analis Bahana Sekuritas Christine Natasya melihat, emiten ritel mencatatkan raihan pendapatan yang kuat di tahun 2023 tetapi diikuti oleh laba yang lemah.
MAPI,
ERAA, dan
ACES membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar dua digit pada kuartal IV-2023. Tetapi keuntungannya lemah karena margin tahunan yang lebih rendah. Hasil MAPI di bawah ekspektasi dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,9 triliun pada 2023 yang tercatat lebih rendah sekitar 10,2% YoY daripada tahun 2022. Sementara pendapatan MAPI tercatat lebih tinggi sebesar Rp 33,31 triliun pada 2023 daripada Rp 26,93 triliun pada 2022.
ERAA membukukan laba bersih sebesar Rp826 miliar pada 2023 yang lebih rendah sekitar 18,4%YoY. Sedangkan pendapatan ERAA terpantau tumbuh 21,56%YoY menjadi Rp60,14 triliun pada 2023.
Baca Juga: Tingkatkan Produktivitas Toko, Begini Rekomendasi Saham Emiten Ritel Sementara itu, ACES bernasib lebih baik dengan capaian laba bersih sebesar Rp764 miliar pada 2023 yang bertumbuh 14,9%YoY. Meskipun pendapatan pada kuartal terakhir terpantau terus menurun tiap tahunnya. Dari sisi top line, ACES meraup pertumbuhan pendapatan 12,6%YoY menjadi sebesar Rp 7,6 triliun di tahun 2023. Walaupun demikian, Christine mengantisipasi adanya kinerja yang lebih baik bagi emiten ritel segmen menengah ke atas seperti ACES, ERAA, MAPI di tahun 2024. Ekspansi pembukaan toko baru dan memaksimalkan produktivitas toko bakal menjadi pendorong di tahun 2024. MAPI memasang panduan yang lebih optimistis dengan target pendapatan naik 25%YoY di 2024. Perusahaan ini berencana memperluas jaringan tokonya secara signifikan dan mengantisipasi pertumbuhan top-line yang kuat, meskipun pertumbuhan penjualan tiap toko atau
same store sales growth (SSG) diperkirakan moderat. Prospek optimistis MAPI ini didasarkan pada rencana pembukaan jumlah toko yang lebih banyak sekitar 800 toko baru pada tahun 2024. Sebagian besar toko baru MAPI yaitu sekitar 530 toko akan dibuka di luar Indonesia. “Kami percaya pada kenaikan lebih lanjut MAPI, tergantung pada seberapa cepat toko baru akan berkembang,” kata Christine kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Baca Juga: Pemerintah Batasi Impor Produk Elektronik, Ini Kata Zyrex dan Polytron Kinerja ERAA juga diramal lebih baik pada 2024 karena perusahaan akan mengalihkan fokusnya ke arah peningkatan produktivitas, dengan cara membuka lebih sedikit toko. Christine menilai, strategi ini akan menghasilkan modal beban pengeluaran yang lebih rendah dan pengurangan kebutuhan utang. Selanjutnya, rencana ekspansi ERAA akan mengutamakan pembukaan toko yang lebih menjanjikan dengan format yang lebih kecil, seperti EraBlu. Terakhir, ERAA berencana menjual aksesoris ponsel secara massal untuk meningkatkan keterikatan pelanggan terhadap toko Erajaya. Kalau ACES kinerjanya masih didukung oleh rencana perusahaan membuka 15 - 20 toko baru, sembari menutup maksimal 10 toko yang berkinerja buruk. Bahana Sekuritas memperkirakan ACES raup pendapatan sebesar Rp 8,37 triliun yang sejalan dengan panduan pertumbuhan dari ACES sekitar 10%YoY. Katalis positif bagi ACES datang dari ekspansi ke luar Jawa yang akan berdampak pada ekspansi margin. Sebagai gambaran, kontribusi penjualan di luar Pulau Jawa meningkat dari hanya 30% pada tahun 2018 menjadi 35% pada tahun 2023.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Jagoan Analis Usai IHSG Berfluktuasi pada Awal Kuartal II Christine memandang bahwa ekspansi ke luar pulau jawa berkontribusi pada peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan karena persaingan yang lebih rendah, serta laba operasional diperkirakan meningkat berkat biaya sewa yang lebih rendah. Selain itu, Chistine menyoroti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (
AMRT) bakal mencatatkan kembali pertumbuhan dua digit di tahun 2024. Pendapatan emiten pengelola gerai Alfamart ini diperkirakan tumbuh 11,6% YoY pada tahun 2024 menjadi Rp 119,4 triliun dan pertumbuhan laba bersih sebesar 20,4% YoY menjadi Rp 4,09 triliun. AMRT mengharapkan pendapatan tumbuh sekitar 10%-11% dan SSSG antara 4%-6% di tahun 2024. Sementara panduan AMRT untuk perluasan toko yakni Alfamart akan membuka sekitar 1.000 toko baru, Alfamidi 200 toko, Lawson 250 toko dengan total belanja modal sebesar Rp 4,8 triliun. Menurut Christine, AMRT merupakan salah satu dari sedikit pengecer yang berhasil mencatatkan pertumbuhan yang tangguh di tengah kondisi melemahnya daya beli masyarakat. AMRT telah secara konsisten membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit sejak pandemi covid tahun 2020. “Kami mengharapkan pendapatan dua digit lainnya bagi AMRT pada tahun 2024,” ujar Christine.
Baca Juga: Terus Dorong Diversifikasi Bisnis, Begini Rekomendasi Saham Indika Energy (INDY) Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto mengamati, awal tahun ini seharusnya kinerja emiten ritel terangkat adanya perayaan idul fitri. Segmen konsumen menengah ke atas dipandang memiliki persediaan uang yang cukup untuk dibelanjakan. Keinginan konsumen untuk berbelanja semakin besar pada momentum hari raya umat Islam tersebut. Sehingga, ACES, MAPI hingga MAPA semestinya terkena dampak positif meningkatnya belanja pada kuartal I-2024. Natalia melihat, pembeli tampak bersemangat mengunjungi kawasan pertokoan di Tanah Abang ataupun Thamrin City pada awal musim puasa. Dimana, lebih banyak orang belanja perlengkapan pakaian muslim maupun item lainnya yang berkaitan dengan Ramadan. “Secara keseluruhan, sebagian besar perusahaan konsumen memang optimistis kinerjanya akan kuat pada kuartal pertama, menjelang hari raya Idul Fitri di awal April 2024,” ungkap Natalia dalam riset 18 Maret 2024. Natalia mempertahankan pandangan positif terhadap emiten ritel terkemuka di Indonesia. Pilihan teratas BRI Danareksa pada sektor ritel adalah MAPA, ACES, serta MAPI. Emiten-emiten tersebut seharusnya bisa memanfaatkan momentum perayaan idul fitri untuk meningkatkan kinerja pada kuartal I-2024. Namun, Natalia mewaspadai adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023, akan berdampak pada hari persediaan yang lebih tinggi karena lebih banyak rintangan pengadaan inventaris akibat dokumen tambahan mungkin diperlukan untuk mempercepat proses ini. Hari persediaan yang lebih tinggi berkorelasi negatif terhadap kinerja harga saham.
Baca Juga: Konsumsi Masyarakat Melonjak, Penghimpunan Dana Perbankan Susut Analis Ciptadana Sekuritas Nicko Yosafat mempertahankan rating
overweight untuk sektor ritel di tahun 2024. Hal itu karena mengingat dinamika positif pada sektor ritel terutama pada semester I-2024 berkat perayaan idul fitri dan banyaknya hari libur di awal tahun.
Secara rata-rata, Ciptadana Sekuritas mengharapkan penjualan emiten ritel cakupannya seperti LPPF, RALS, ACES, serta ERAA bakal tumbuh sekitar 5,4%YoY di tahun 2024. Sementara laba bersih rata-rata diperkirakan tumbuh sebesar 25,4%YoY. Capaian positif tersebut utamanya akan dikontribusikan oleh ERAA karena melihat penetrasi
gadget meningkat dari waktu ke waktu, ditambah dengan adanya inovasi-inovasi pada perangkat elektronik, khususnya
smart gadget dan
wearables. Terlebih lagi, pemulihan ekonomi Tiongkok diperkirakan akan lebih baik pada tahun ini, sehingga akan meningkatkan perekonomian Tiongkok yang berdampak pada rantai nilai global untuk
gadget. “Mengingat dinamika positif di atas, kami menyematkan peringkat
overweight pada sektor ritel,” tulis Nicko dalam riset 30 Januari 2024 lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati