Optimisme Konsumen Meningkat di Awal Tahun 2023, Ini Faktor Pendorongnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan, optimisme konsumen meningkat pada Januari 2022. 

Ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2023 yang sebesar 123,0 atau lebih tinggi dari 119,9 pada Desember 2022. 

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong penguatan keyakinan konsumen pada awal tahun 2023. 


Pertama, berkaitan dengan kondisi global. Faiz melihat, kondisi rantai pasok global mulai membaik dan ini mengungkit keyakinan masyarakat akan prospek ekonomi mendatang. 

Baca Juga: Prospek Ekonomi Global Makin Cerah, Optimisme Konsumen Merekah

Data aktual ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga turut menopang kinerja ekspor Indonesia. Dengan demikian, pendapatan perusahaan pun masih moncer. 

"Ini berujung pada pendapatan konsumen yang turut meningkat sehingga mendorong keyakinan," ujar Faiz kepada Kontan.co.id, Rabu (8/2).

Kedua, dari kondisi dalam negeri. Keyakinan konsumen juga disundut oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 yang cukup kuat. 

Terlebih, ada momen perayaan Tahun Baru dan Tahun Baru Imlek pada awal tahun 2023, yang kemudian mendorong konsumsi makin kuat. 

"Tadinya konsumen masih wait and see, apakah ekonomi tumbuh. Namun, ternyata lebih kuat dari perkiraan. Ini menjadi faktor yang mendorong," tambah Faiz. 

Meski kondisi cukup stabil pada awal tahun 2023, tetapi Faiz tetap mengingatkan ada tantangan yang membayang prospek keyakinan konsumen ke depan. 

Baca Juga: Survei BI: Masyarakat Makin Yakin dengan Kondisi EkonomI ke Depan

Inflasi masih menjadi momok bagi keyakinan konsumen. Bila inflasi Indonesia masih melampaui batas atas target BI, maka keyakinan konsumen akan tergerus. 

Demikian juga kondisi global, bila ekskalasi konflik geopolitik dan inflasi global tak kunjung surut, ini juga bisa menjadi faktor pengikis keyakinan masyarakat. 

Dengan kondisi tersebut, Faiz mengimbau otoritas untuk tetap memastikan suplai pangan tetap terjaga. Sehingga tidak ada kenaikan inflasi pangan yang liar. 

Selain itu, otoritas juga harus tetap menjaga manajemen fiskal untuk tetap prudent untuk menjaga agar bila ada ketidakpastian dari global, maka APBN tetap bisa menjadi bantalan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli