KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah melonjak hampir 5% pada perdagangan sesi sebelumnya. Sentimen utama datang setelah laporan dari International Energy Agency (IEA) diikuti oleh data inventaris Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan optimisme tentang permintaan yang kembali naik setelah penguncian virus corona tahun lalu menghancurkan konsumsi bahan bakar. Rabu (14/4), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2021 naik US$ 2,91 atau 4,6% ke level US$ 66,58 per barel. Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2021 melonjak US$ 2,97 atau 4,9% menjadi US$ 63,15 per barel.
Katalis utama bagi harga minyak datang usai Energy Information Administration (EIA) melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel di pekan lalu. Jumlah ini melebihi perkiraan analis untuk penurunan 2,9 juta barel. Hal tersebut terjadi karena stok minyak mentah di East Cost mencapai rekor terendah. Selain itu, pasokan bensin di minggu lalu juga turun dengan karena konsumsi bahan bakar di Negeri Paman Sam naik menjadi 8,9 juta barel per hari. Berdasarkan laporan EIA, ini adalah level tertinggi sejak Agustus. Stok bensin naik tipis 309.000 barel, kurang dari ekspektasi kenaikan 786.000 barel. Stok distilasi turun 2,1 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 9 April tersebut, dibandingkan ekspektasi kenaikan 971.000 barel. "Secara keseluruhan, itu adalah laporan yang sangat mendukung harga," kata Phil Flynn, Senior Analyst Price Futures Group di Chicago.
Baca Juga: OPEC: Permintaan minyak dunia tahun ini bisa bertambah 6 juta barel per hari "Ini benar-benar terlihat seperti kita mendapatkan kembali ke beberapa angka permintaan yang lebih solid dan itu seharusnya membuat kita terus maju," lanjut dia. Di awal sesi, harga minyak sudah menguat karena laporan dari IEA yang memperkirakan permintaan dan pasokan minyak global akan kembali seimbang pada paruh kedua tahun ini. IEA menambahkan bahwa produsen mungkin perlu memompa tambahan 2 juta barel per hari untuk memenuhi permintaan yang diharapkan.
"Laporan IEA itu adalah salah satu yang terbaik yang kami lihat mereka publikasikan dalam beberapa waktu dalam hal optimisme tentang berlanjutnya
rebound permintaan," kata John Kilduff, partner Again Capital di New York. Serupa, Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada hari Selasa menaikkan perkiraan permintaan globalnya sebesar 70.000 barel per hari dari perkiraan bulan lalu. Sekarang OPEC memperkirakan permintaan global akan meningkat sebesar 5,95 juta barel per hari pada tahun 2021. Tanda-tanda pemulihan ekonomi yang kuat sudah terlihat di China dan AS yang akhirnya mendukung kenaikan harga baru-baru ini. Tetapi peluncuran vaksin yang terhenti di seluruh dunia dan melonjaknya kasus Covdi-19 di India dan Brasil telah memperlambat kemajuan pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari