Optimistis Biaya Dana Terkendali, Ini Strategi BRI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga yang masih tinggi membuat perbankan menanggung beban biaya dana atau cost of fund yang mahal di tahun ini. Pasalnya sebagian bank terpaksa mengerek bunga simpanannya menyesuaikan dengan pasar. Meski begitu bank tetap optimistis dan berupaya agar rasio biaya dana tetap terjaga pada kondisi yang aman.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, meyakini bahwa biaya dana akan tetap terkendali sepanjang 2024.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan, BRI secara konsisten menerapkan strategi kecukupan likuiditas untuk mempertahankan likuiditas pada tingkat yang optimal.


Baca Juga: Bank Digital Bidik Pertumbuhan DPK Tahun Ini, Simak Strateginya

Hendy memberikan contoh ketika masa pandemi di mana likuiditas berlebihan di pasar, BRI berhasil mengoptimalkan situasi tersebut dengan mengubah struktur pendanaannya yaitu fokus pada peningkatan dana dari tabungan dan giro (CASA). Hasilnya, BRI mencatat peningkatan komposisi CASA dan efisiensi biaya dana (CoF) yang lebih baik.

"Pertumbuhan Simpanan BRI akan terus difokuskan pada penghimpunan CASA (Tabungan dan Giro) dari masyarakat," kata Hendy kepada KONTAN, Selasa (17/1). 

Dalam melakukan penghimpunan CASA guna menjaga biaya dana, BRI akan menerapkan dia strategi utama yakni retensi dan akuisisi. 

Dalam strategi retensi, BRI akan fokus pada transaksi digital, mengoptimalkan value chain dari bisnis wholesale, serta memanfaatkan big data, terutama utamanya di segmen Mikro dan Ultra Mikro.

Baca Juga: Tawarkan Bunga Tinggi, Bank Digital Optimis Targetkan Pertumbuhan DPK Tahun Ini

Sementara strategi akuisisi, Hendy mengatakan bahwa BRI akan fokus akuisisi merchant dan ekosistem. Ekosistem yang dibidiknoleh bank himbara ini adalah pasar/pusat perbelanjaan, fintech, SPBU/gas, FMCG (Fast Moving Consumer Goods), transportasi dan rumah sakit.  Sementara untuk merchant akan difokuskan pada area-area pusat transaksi ritel, seperti pasar tradisional dan pasar besar, pusat kuliner hingga mall.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi