KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank optimistis laju pertumbuhan kredit masih akan kencang di kuartal III-2019. Optimisme ini didasari keyakinan bahwa ekonomi akan membaik di paruh kedua tahun ini. PT Bank Negara Indonesia Tbk misalnya tetap menyakini pertumbuhan penyaluran kredit di kuartal III akan membaik. Dengan begitu, bank bersandi emiten BBNI ini tetap mempertahankan target pertumbuhan kredit 13%-15% hingga ujung tahun 2019. "Di kuartal III, kami optimistis pertumbuhan kredit akan membaik sejalan dengan arah pertumbuhan ekonomi yang juga membaik ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yg meningkat," kata Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo pada Kontan.co.id, Selasa (9/7).
Anggoro bilang, BNI tidak menyiapkan strategi khusus dalam mengejar pertumbuhan penyaluran kredit di kuartal III-2019 lantaran BNI sudah menyalurkan kredit secara terukur dan hati-hati. Sementara di kuartal II-2019, kredit BNI diprediksi tumbuh di atas 15% atau relatif stabil dari kuartal I-2019 yang tercatat tumbuh 18,6%. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga masih mempertahankan target pertumbuhan kredit sebesar 8%-10% tahun ini. Santoso Liem, Direktur BCA mengatakan, permintaan kredit umumnya akan meningkat menjelang Idul Fitri dan akan melandai setelahnya. Kemudian akan meningkat kembali beberapa bulan kemudian sesuai siklus ekonomi. "Kami berharap tren yang sama akan terjadi di tahun ini. Tren kredit meningkat di bulan Mei menjelang Idul Fitri 3,2%
year to date dan akan melambat beberapa bulan setelahnya. Kami optimistis permintaan kredit di kuartal IV akan meningkat," kata Santoso. Serupa dengan BCA, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga tidak berniat melakukan revisi kredit tahun ini. Direktur Utama CIMB Niaga Tigor M. Siahaan berpendapatan sampai akhir tahun kredit CIMB Niaga masih bisa tumbuh walau hanya satu digit. "Mirip-mirip dengan semester I-2019. Tidak banyak berbeda, kami harapkan
high single digit," kata Tigor. Tigor memperkirakan, permintaan kredit diprediksi akan mulai naik pasca momentum pemilu selesai. Selain itu, menurutnya, dengan adanya pelonggaran GWM, perbankan mendapat tambahan likuiditas cukup besar. CIMB Niaga menurut hitung-hitungan kasar setidaknya mendapatkan Rp 1 triliun tambahan likuiditas yang bisa disalurkan ke kredit. PT Bank OCBC Nisp Tbk juga optimistis penyaluran kredit di kuartal III-2019 akan lebih baik dibandingkan semester I meskipun kondisi makro masih jauh dari harapan dan belum akan pulih dalam tiga bulan ke depan karena adanya perang dagang dan faktor eksternal lainnya. Untuk mengejar pertumbuhan kredit di tengah kondisi makro yang penuh tantangan itu, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC mengatakan, pihaknya akan lebih mencermati untuk tumbuh di segmen yang lebih terkendali risikonya, misalnya segmen ritel. Namun, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Maryono mengatakan, BTN akan merevisi target kredit karena turunnya permintaan di sektor kredit pemilikan rumah (KPR) non subsidi yang menjadi salah satu penopang pertumbuhan perseroan. "Kami ada penurunan sedikit karena faktor likuiditas juga. Kalau dulu 17% ya sekarang 15%-16%," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR, Selasa (9/7). Kuartal I 2019, BTN berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 19,14%. Namun, di kuartal II-2019 mengalami penurunan walaupun masih tetap tumbuh di atas industri.
Direktur Strategi, Resiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan, kredit BTN di kuartal II-2019 tumbuh sekitar 18,78%. BTN memprediksi pertumbuhan kredit di kuartal III masih akan berlanjut melambat karena masih ketatnya likuiditas, yang merupakan sumber dana dalam penyaluran kredit. Pada kuartal ini, kredit perseroan ditaksir hanya tumbuh di kisaran 15%. Dalam menyalurkan pembiayaan, BTN masih tetap fokus di sektor perumahan. Untuk kredit konsumer sektor ini akan difokuskan pada nasabah yang bekerjasama
payroll, sedangkan fokus kredit komersial diutamakan pada
developer yang membangun
landed house. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi