KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan optimisme pada pertumbuhan ekonomi tahun depan. Hal tersebut berdasarkan pada kinerja ekonomi Indonesia serta situasi politik jelang pemilu 2024 yang dingin. Jokowi menyebut tahun 2024 menjadi tahun yang harus penuh dengan optimisme. Pasalnya Indonesia kata Jokowi memiliki modal untuk optimisme di 2024. Modal tersebut baik pada modal ekonomi maupun juga modal politik. Meski demikian, Jokowi mengingatkan pentingnya bekerja secara sinergis, konsisten kerja keras, serta kerja berkelanjutan antara pemerintah dan swasta.
"Kesimpulan saya ekonomi outlook 2024, Indonesia sangat optimistis, optimisme karena melihat kinerja ekonomi kita dan karena situasi politik yang dingin jelang pemilu 2024," kata Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12). Baca Juga:
Per 20 Desember 2023, Rupiah Menguat 0,37% Sepanjang Tahun 2023 Untuk kondisi politik, Ia menilai saat ini masyarakat sudah dewasa dalam berpolitik. Hal ini berbeda dengan kondisi politik saat pemilu 2019 lalu. Oleh karenanya Ia mengatakan pengusaha tak perlu mengkhawatirkan adanya gejolak dengan masuknya tahun politik. "Saya tahu para pengusaha ini menunggu situasi politik. Ada juga yang deg-degan mendekati pemilu, terutama mendekati pilpres. Saya menegaskan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Jokowi. Menurutnya, jika suasana politik dilihat dari sosial media, lalu adanya debat antara politisi di media suasana jelang pilpres memang terkesan panas. Namun, jika melihat langsung ke masyarakat, Jokowi mengatakan suasana terlihat adem. Hal ini menggambarkan bahwa suasana politik jelang 2024 jauh berbeda dengan pilpres sebelumnya. "Kalau bapak ibu turun ke masyarakat, desa, daerah-daerah bapak ibu bisa merasakan rakyat itu santai-santai saja. Iya betul. Coba pergi ke desa, pergi ke daerah. Rakyat santai-santai saja. Sebetulnya politiknya juga adem-adem aja. Saya kira sangat jauh jika dibandingkan 2014 dan 2019. Sangat beda sekali. Artinya masyarakat kita sudah dewasa berpolitik, yang panas bisa segera didinginkan dan terbelah sedikit bisa bersatu kembali," jelasnya.
Baca Juga: Berikut Jadwal Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Tahun 2024 Pada modal ekonomi, sepanjang triwulan tahun 2023 ekonomi Indonesia masih tumbuh di kisaran 5%. Angka tersebut kata Jokowi jauh lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya tumbuh 2,9%. Selanjutnya Indonesia mampu menjaga inflasi di angka 2,86% atau jauh dari rata-rata inflasi global yakni 7,2%. Hal tersebut di tengah negara-negara lainnya kesulitan dalam menjaga inflasi. "Indikator-indikator yang lain juga baik. Penyerapan tenaga kerja naik 4,5 juta orang dari Agustus 2022 ke Agustus 2023, PMI manufaktur di November 2023 masih berada di level ekspansif 51,7. Neraca perdagangan masih surplus, dan sudah surplus 43 bulan berturut-turut," paparnya. Kemudian Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada November 2023 juga berada di angka 123,6. Artinya masih ada keyakinan kuat terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
"Oleh sebab itu sekali lagi tidak ada alasan untuk pesimistis memasuki 2024. Saya masih optimistis pertumbuhan ekonomi kita masih berada di kisaran 5%," imbuhnya. Namun, Jokowi mengingatkan agar semua pihak untuk tetap mewaspadai. Pasalnya ketidakpastian global masih berlanjut. "Namun kalo orang jawa bilang tetep eling lan waspodo, harus selalu ingat hati-hati dan waspada. Ketidakpastian global masih berlanjut, konflik di timur tengah yang bisa memicu kenaikan harga global juga kemungkinan masih ada," tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari