Orang Indonesia Disebut Jadi Pembeli Properti Terbesar Ketiga di Australia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri properti di luar negeri tampak cukup menjanjikan bagi sebagian orang Indonesia. Salah satu negara favorit yang dituju oleh orang-orang Indonesia untuk membeli properti adalah Australia.

Sales Manager ONE Global Realty Reiza Arief mengatakan, secara umum Australia sedang mengalami kenaikan properti yang tajam sejak Januari 2023. Hal ini seiring datangnya pelajar dari China yang sudah tidak diperbolehkan untuk belajar online sehingga harus menetap di Australia. Di samping itu, mulai stabilnya tingkat suku bunga acuan juga memicu peningkatan properti di Negeri Kangguru.

Pasar sewa properti di beberapa kota besar Australia seperti Sydney dan Melbourne bahkan sedang mengalami kekurangan suplai yang dapat berakibat pada lonjakan harga sewa.


Baca Juga: Singapura Naikkan Pajak Properti Bagi Pembeli Asing Jadi 60%

Orang Indonesia pun cukup banyak yang memiliki unit properti di Australia. Bahkan, Indonesia menjadi investor properti langsung terbesar ketiga untuk pembelian properti di Australia. “Kebanyakan orang Indonesia yang membeli properti adalah kalangan pelajar sebagai tempat tinggal ataupun investor properti murni,” ungkap Reiza, Kamis (27/4).

Ia menambahkan, maraknya pameran properti Australia maupun pameran pendidikan Australia di Indonesia akhir-akhir ini turut menjadi pemicu meningkatnya daya tarik industri properti di negara tersebut.

Orang asing, termasuk Indonesia, pada dasarnya bisa membeli properti di Australia asalkan produknya masih bersifat primary atau bukan second. Pembeli properti asing tersebut harus mendaftarkan unit yang dibelinya ke lembaga pemerintah yaitu Foreign Investor Review Board (FIRB). Nantinya, pembeli properti asing akan mendapat sertifikat yang sama dengan pembeli properti lokal, yakni sertifikat freehold.

Bicara soal potensi cuan, Reiza bilang pada prinsipnya investasi properti sangat berkaitan dengan pemilihan lokasi. Nah, mengacu data Core Logic, kota-kota besar Australia seperti Sydney sedang mengalami kekurangan suplai tempat tinggal sebanyak 237.000 unit hingga tahun 2035 mendatang. Di atas kertas, rendahnya suplai dan tingginya permintaan akan berdampak pada kenaikan harga.

Baca Juga: Crazy Rich Indonesia Menilai Singapura Jadi Pilihan Berinvestasi Properti yang Aman

“Selain itu, bagi pembeli dari Indonesia, membeli properti di Australia dapat memberi keuntungan berupa perlindungan nilai tukar rupiah dari inflasi,” terang Reiza.

Dia juga menyebut, pada dasarnya selalu ada negara yang bisa memberikan peluang cuan lebih baik dalam dunia investasi properti. Namun, kembali lagi, hal yang terpenting bagi investor properti adalah memilih lokasi yang tepat serta mempertimbangkan potensi permintaan dan kualitas propertinya agar nilai jual produk tersebut tetap terjaga. “Prinsip ini berlaku untuk pembelian properti di negara mana pun,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .