Orang kaya RI beli properti ke Selandia Baru



JAKARTA. Prospek properti di Selandia Baru yang mengincar konsumen Indonesia kian bergairah saja. Kavling hunian resor Kingfisher di Auckland, di Selandia Baru terjual 25% sampai dengan pertengahan November.

Mayoritas, properti di Selandia Baru itu dijual kepada investor yang berlokasi di Jakarta dan Bandung.  "Ini menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kian kuat serta meningkatnya keinginan investor Indonesia menanamkan investasinya di luar negeri,” kata Farhad Moinfar, Direktur Myland Partners Corp, Rabu (21/11).

Myland Partners, merupakan pengembang properti asal Selandia Baru, yang pada awal Oktober lalu memberikan tawaran kepada masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di kavling resor Kingfisher di danau besar Taupo, Auckland.


Harga yang ditawarkan mulai dari 112.000 dollar Selandia Baru atau sekitar Rp 882 juta per unit. "Kami menawarkan lengkap dengan sertifikat kepemilikan dan siap untuk proses balik nama," kata Moinfar.

Danau besar Taupo yang berlokasi di sebelah Utara negara ini, merupakan tujuan wisata utama masyarakat di kawasan tersebut khususnya pada akhir pekan. Kingfisher merupakan resort yang berlokasi di tepi danau dengan luas area 19 hektare (ha).

Di dalam kawasan terdapat 75 hunian, 30 hunian berlokasi di depan danau, sedangkan 45 hunian memiliki pemandangan danau masing-masing memiliki luas 1.100 meter persegi. "Total kami berinvestasi sebesar 50 juta dollar Selandia Baru," jelas Moinfar.

Kingfisher sekitar lima menit dari Kota Taupo yang memiliki fasilitas lengkap seperti restoran kelas satu, kafe, toko butik, lapangan golf, serta lokasi berenang dan berperahu di danau. Sedangkan Kingfisher sendiri dilengkapi dengan fasilitas gedung pertemuan, gedung olah raga, kolam renang indoor, lapangan tenis, dermaga, dan tempat parkir kapal.

Myland Partners telah membangun infrastruktur berupa jaringan air bersih, air kotor, listrik, telepon, serta jaringan internet. Moinfar bilang, harga properti di Taupo sangat bagus, seperti di Acacia Bay tempat dimana Kingfisher berlokasi harga properti di kawasan tersebut mencapai lebih dari 1 juta dolar Selandia Baru setara Rp 7,9 miliar.

Kingfisher ditawarkan dengan diskon sampai 45% dari harga yang sudah ditetapkan perusahaan penilai berskala internasional NAI Harcourts sehingga investor akan mendapat kepastian terhadap pengembalian investasinya.

Terkait dengan penawaran tersebut, Myland memberikan tiga alternatif pembayaran, secara tunai dengan diskon langsung, cicilan selama 12 bulan, atau cicilan selama 24 bulan.

Myland juga menjamin, investasi yang ditanamkan bebas pajak sepenuhnya seperti pajak atas tanah maupun pajak atas keuntungan dari selisih harga atau capital gain. "Ini sesuai dengan kebijakan negara dalam upaya menarik investasi," ujar Moinfar.

Terkait pajak atas tanah, tidak semua negara memberikan fasilitas bebas seperti Australia mengenakan 3%-4% dari harga jual properti. Begitu juga soal kewarganegaraan meski tidak secara otomatis langsung diberikan, pemerintah Selandia Baru akan mengupayakan kewarganegaraan bagi mereka yang telah melakukan investasi di negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri