KONTAN.CO.ID. Lonjakan permintaan sepeda ternyata berimbas pada pergerakan saham-saham pabrik sepeda di seluruh dunia. Salah satunya harga saham Shimano. Saham raksasa komponen sepeda asal Jepang berusia 99 tahun itu terus memecahkan rekor harga sepanjang sejarah, selama beberapa hari terakhir. Jumat (3/7) lalu, saham perusahaan yang mereknya sangat dikenal oleh penggemar sepeda tanah air ini kembali mencatatkan rekor akhir pekan lalu (3/7). Bursa saham Tokyo mencatat harga Shimano saat itu menyentuh level 22.010 yen.
Baca Juga: Sepeda laris diburu pembeli, stok pedagang habis Bukan hanya Shimano, saham beberapa perusahaan yang berhubungan dengan sepeda di berbagai bursa saham dunia juga mengalami lonjakan harga. Sebut saja Fox Factory Holding Corp. Perusahaan sepeda dan komponen sepeda asal Amerika Serikat yang terdaftar di Nasdaq ini juga mencatatkan harga tinggi. Senin (6/7) saham Fox mencapai US$ 88,38. Harga ini cuma selisih beberapa sen dari rekor sepanjang masa US$ 88,67 yang tersentuh pada 5 Juni lalu. Begitu pula dengan Thule Group, perusahaan asal Swedia yang juga berjualan sepeda, komponen, serta aksesorinya. Perusahaan yang terdaftar di bursa saham Stockholm ini mencatatkan rekor harga tertinggi 243 krona, Senin (6/7). Uniknya, pencapaian rekor harga terbaru saham-saham perusahaan pembikin sepeda tersebut terjadi setelah mereka mengalami penurunan tajam seiring merebaknya pandemi.
Baca Juga: Harga sepeda Kreuz made in Bandung lebih terjangkau, mirip Brompton Saham Shimano longsor dari harga 18.000 yen (10 Februari) ke titik terendah yen 13.240 (16 Maret). Awal Mei harga mendaki lagi ke level harga Februari, lalu tiba-tiba saham ini melesat menggapai rekor baru selama sebulan terakhir. Pola pergerakan harga serupa juga terjadi pada saham Fox Factory dan Thule Grup. Setelah harga longsor seiring pemberlakukan lockdown di pelbagai negara, harga terbang lebih tinggi ketika orang boleh beraktivitas di luar rumah. Mei lalu Bloomberg pernah menulis bahwa investor bertaruh semakin banyak orang akan beralih ke sepeda sebagai cara untuk menghindari transportasi umum yang macet ketika Prancis, AS dan negara-negara lain mulai melepas status lockdown. Shimano sendiri terpukul COVID dan terpaksa menutup sementara pabrik di Singapura dan Malaysia. CEO Yozo Shimano sempat mengatakan perusahaan akan memikirkan kembali rantai pasokannya menyusul pandemi.
Editor: Hasbi Maulana