KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Orang terkaya Indonesia, Prajogo Pangestu, menambah kepemilikan saham di PT Barito Renewables Tbk (
BREN). Lalu, investor apakah perlu ikut beli atau menahan saham BREN? Saham BREN adalah salah satu saham baru yang mengalami lonjakan harga pada tahun 2023 lalu. IPO saham BREN terjadi pada 9 Oktober 2023 dengan harga Rp 780 per saham. Sejak IPO harga saham BREN terus melejit hingga mencapai rekor tertinggi Rp 11.250 pada 22 Mei 2024. Namun sejak saat itu harga saham BREN terus melemah.
Harga saham BREN ditutup di level 6.650 pada perdagangan Senin, 10 Juni 2024, turun 2.800 poin atau 29,63% dalam sebulan terakhir.
Saat harga saham BREN melemah, Prajogo Pangestu yang juga pemilik induk perusahaan ini terus menambah pemilikan atas saham tersebut. Penambahan kepemilikan saham Chairman dari Grup Barito Pacific tersebut di saham BREN dilaksanakan pada 10 Juni 2024, dengan transaksi sebesar 37.848.800 lembar saham. "Penambahan kepemilikan saham Bapak Prajogo ini merupakan bentuk dari kepercayaan beliau sebagai Chairman Grup Barito atas langkah-langkah strategis pengembangan dan ekspansi usaha yang telah dilakukan oleh Barito Renewables bersama anak usaha, Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy," ujar Direktur dan Corporate Secretary Barito Renewables Energy, Merly, seperti dikutip dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/6). Dengan penambahan kepemilikan ini, saham BREN yang tengah mendapat tato X dari BEI pun melonjak 9,92% ke level Rp 6.650 per saham. Total volume perdagangan saham BREN pada Senin mencapai 69,08 juta dengan nilai transaksi Rp 411,08 miliar atau setara 5% transaksi di BEI yang mencapai sebesar Rp 8,9 triliun. Merly menambahkan bahwa Barito Renewables telah menyelesaikan akuisisi penting yang menambah portofolio energi hijau melalui Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap 1 oleh anak usahanya, Barito Wind Energy, yang memiliki kapasitas sebesar 75 MW. Selain itu, anak usaha di bidang panas bumi, Star Energy Geothermal juga, sedang merealisasikan penambahan 116 MW kapasitas total panas bumi di ketiga wilayah operasi di Salak, Darajat dan Wayang Windu, dimana 53 MW di antaranya akan dicapai melalui dua strategi, yaitu pengembangan Salak Binary dan program retrofit. Penambahan kapasitas ini merupakan bagian dari
growth story BREN untuk menambah kapasitas melalui pertumbuhan organik.
Baca Juga: IHSG Naik ke ke 6.921 Hari Ini (10/6), BREN, GOTO, BBRI Paling Banyak Net Sell Asing Rekomendasi saham BREN
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengingatkan agar investor hati-hati dengan saham BREN. Menurutnya, ada peluang harga saham BREN melemah akibat aksi profit taking. Selain itu, secara valuasi pun saham BREN tersebut sudah terbilang sangat mahal. Data RTI mencatat, pada perdagangan Senin 10 Juni 2024, harga saham BREN diperdagangkan dengan PER 486,94. Sedangkan rasio PBV sebesar 118,63. Investor biasanya menyukai saham dengan PER 1 atau 2 dan PBV di bawah 10.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto