KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Taipan India Gautam Adani tengah mengerjakan proyek senilai US$ 70 miliar untuk memanfaatkan pergeseran global menuju energi bersih. Orang terkaya ketiga di dunia ini akan membangun tiga pabrik raksasa untuk memproduksi peralatan listrik terbarukan. Ia juga akan membangun fasilitas utama untuk memproduksi elektroliser untuk membuat hidrogen hijau, turbin tenaga angin, dan panel surya. Selama ini, kekayaan Adami lebih banyak datang dari berbagai tambang batubara yang tersebar di berbagai penjuru India. Kekayaan Gautam Adani meningkat dari Jeff Bezos dan Elon Musk. Namun, menciptakan kerajaan global yang lebih sulit, di luar koneksi politik dalam negeri.
Milarder yang jarang tampil ini mulai sering muncul ke publik demi meyakinkan investor akan ambisi besarnya. Bahwa, Seorang taipan batubara sekarang bisa menjadi juara energi hijau.
Baca Juga: Dolar AS Merosot, Harga Bitcoin Melonjak Menembus US$ 20.000 Meskipun Adani bukan satu-satunya taipan batubara yang mencoba poros seperti itu sejauh ini. Ia tercatat sebagai orang terkaya dan paling berpengaruh. Ia juga memiliki hubungan dekat dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Lonjakan harga energi ikut mendorong kinerja saham perusahaan yang terdaftar di bursa saham. Alhasil, kekayaan Adani meroket menjadi sekitar US$ 143 miliar. Hanya kalah dari Elon Musk dan Jeff Bezos yang memang masih lebih kaya. Tapi keberpihakannya dengan Modi, telah menjadi fondasi kerajaan bisnisnya. Itu juga yang bisa menjadi kelemahan Adani, saat ia berusaha untuk pindah ke dunia yang semakin menghargai pertimbangan lingkungan daripada mantra pembangunan ekonomi Modi. Selama ini, strategi bisnis utama Adani dalam sedekade terakhir bertujuan untuk meningkatkan upaya Modi untuk mengembangkan ekonomi India senilai US$ 3,2 triliun. Dia telah menyelaraskan ambisi perusahaannya dengan prioritas pemerintah. Paling signifikan dengan menggandakan produksi batubara karena Modi berjanji untuk membawa listrik yang andal kepada lebih banyak warga India. Penyelarasan itu meluas ke urusan luar negeri. Pada tahun 2021, Adani memulai pembangunan fasilitas pelabuhan utama di Sri Lanka. Menurut pejabat dari kedua negara, rencana itu didorong oleh pemerintah Modi, yang ingin mengekang pengaruh China di negara tersebut.
Baca Juga: Kim Jong Un: Korea Utara akan Mulai Vaksinasi Covid-19 pada November Baik membangun jalan tol atau meningkatkan pusat data, Adani dapat diandalkan untuk menyediakan uang, infrastruktur, atau keahlian, apa pun prioritas kebijakannya.
Kendati demikian, Adani mengklaim tidak menerima atau mengharapkan perlakuan khusus dari pemerintah, keberpihakan itu telah membantunya dengan baik. Saham dari tujuh perusahaannya yang terdaftar telah naik signifikan tahun ini. Kini, nilai pasar perusahaannya menjadi sekitar US$ 255 miliar. Nilai itu menyumbang sekitar 7% dari keseluruhan pasar India. Di antara 10 miliarder teratas yang dilacak oleh Bloomberg secara global, Adani adalah satu dari hanya dua orang yang kekayaannya tidak menurun pada tahun 2022. Ia juga menjadi satu-satunya miliaeder yang sebagian besar kekayaanmya didorong oleh sektor batubara. Adani sekarang menggunakan sumber daya keuangan tersebut untuk memenuhi ambisinya. Ia berkomitmen untuk menginvestasikan dana senilai US$ 70 miliar pada tahun 2030 dalam infrastruktur energi hijau. Bulan lalu, grupnya juga meluncurkan dana senilai US$ 7,2 miliar dalam proyek alumina. Baru-baru ini, ia mengakuisisi operasional produsen semen Holcim Ltd di India senilai US$ 10,5 miliar. Ia juga masuk ke media dan layanan digital, bandara, pusat data dan telekomunikasi.
Editor: Tendi Mahadi