KONTAN.CO.ID - Program-program Sustainable Development Goals (SDGs) masih mengalami kesenjangan pendanaan, terutama dalam aspek kesetaraan gender dan inklusi ekonomi. Instrumen keuangan inovatif seperti orange bond diharapkan dapat mengatasi kesenjangan tersebut. Indonesia, melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM), menjadi pionir penerbit Orange Bond di Asia Tenggara. Penerbitan Orange Bond pertama kali diinisiasi oleh Impact Investment Exchange (IIX) pada Hari Perempuan Internasional tahun 2022. Nama “orange” menyimbolkan warna oranye yang mewakili tujuan kelima dalam SDGs, yakni kesetaraan gender. Melansir laman UNWomen.org, Orange Bond Initiative (OBI) menargetkan pengumpulan USD10 miliar untuk memberdayakan 100 juta perempuan serta minoritas gender pada tahun 2030 di seluruh dunia. Pemberdayaan perempuan prasejahtera melalui akses pembiayaan ultramikro juga menjadi komitmen PNM lewat program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Program yang dimulai pada tahun 2015 ini menyalurkan pembiayaan tanpa agunan berbasis kelompok. Selain menyalurkan pembiayaan, PNM Mekaar turut memberikan pendampingan usaha, pelatihan, serta Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) yang memperkuat kemandirian perempuan prasejahtera.
Orange Bond PNM Hadirkan Wajah Baru Keuangan Berkelanjutan
KONTAN.CO.ID - Program-program Sustainable Development Goals (SDGs) masih mengalami kesenjangan pendanaan, terutama dalam aspek kesetaraan gender dan inklusi ekonomi. Instrumen keuangan inovatif seperti orange bond diharapkan dapat mengatasi kesenjangan tersebut. Indonesia, melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM), menjadi pionir penerbit Orange Bond di Asia Tenggara. Penerbitan Orange Bond pertama kali diinisiasi oleh Impact Investment Exchange (IIX) pada Hari Perempuan Internasional tahun 2022. Nama “orange” menyimbolkan warna oranye yang mewakili tujuan kelima dalam SDGs, yakni kesetaraan gender. Melansir laman UNWomen.org, Orange Bond Initiative (OBI) menargetkan pengumpulan USD10 miliar untuk memberdayakan 100 juta perempuan serta minoritas gender pada tahun 2030 di seluruh dunia. Pemberdayaan perempuan prasejahtera melalui akses pembiayaan ultramikro juga menjadi komitmen PNM lewat program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Program yang dimulai pada tahun 2015 ini menyalurkan pembiayaan tanpa agunan berbasis kelompok. Selain menyalurkan pembiayaan, PNM Mekaar turut memberikan pendampingan usaha, pelatihan, serta Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) yang memperkuat kemandirian perempuan prasejahtera.