JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membuat aturan agar siswa SD dan SMP tidak membawa ponsel ke sekolah. Keberatan pun dituturkan para orangtua.Sebagian orangtua siswa SD dan SMP mengaku alasan mereka memberikan ponsel pribadi kepada anaknya untuk memudahkan komunikasi saat di sekolah. Selain itu, ponsel pribadi diberikan agar anak mengikuti perkembangan zaman. "Ya, namanya juga anak zaman sekarang, lagi pula ponsel kan digunakan buat komunikasi juga kalau mainnya kelamaan, biar segera pulang," ujar Wiharta (48), orangtua dari Mustika, siswi kelas 9 SMPN 244 Jakarta Utara, kepada Kompas.com, Selasa (5/11). Hal senada juga diungkapkan oleh Kusaeri. Ia memberikan ponsel untuk anaknya agar memudahkan komunikasi dengan anaknya yang masih duduk di bangku kelas 7. Dia mengakui bahwa ponsel yang diberikan juga digunakan anaknya untuk bermain game atau bermedia sosial. Nurlela, siswi kelas 8 SMP 266 mengatakan bahwa sebagian besar teman-temannya membawa ponsel berkamera ke sekolah untuk komunikasi dengan orangtuanya. Biasanya, kata dia, untuk minta jemput, dan komunikasi tugas kelompok dengan teman-temannya. "Tapi, banyak juga sih yang bawa ke sekolah buat main game," ujar Nurlela.Walaupun sebagian besar temannya membawa ponsel ke sekolah, Nurlela mengaku selama ini tidak membawa ponsel ke sekolah karena takut terkena razia oleh gurunya. Sebab, aturan di sekolahnya tersebut tidak boleh membawa ponsel. Bila untuk kepentingan pelajaran, kata dia, hanya perwakilan satu orang dari setiap kelompok yang membawa ponsel. Joko Widodo menilai pelajar SD hingga SMP belum pantas memegang ponsel pribadi karena menganggap mereka belum cukup memiliki wawasan dan pemahaman yang luas soal fungsi ponsel pribadi. Jokowi juga telah melakukan komunikasi kepada Dinas Pendidikan agar menimbang kepemilikan ponsel pribadi oleh siswa SD atau SMP di Jakarta. Ia berharap kebijakan itu diterima semua pihak. (Dian Fath Risalah El Anshari/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Orangtua keberatan Jokowi larang pelajar bawa hape
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membuat aturan agar siswa SD dan SMP tidak membawa ponsel ke sekolah. Keberatan pun dituturkan para orangtua.Sebagian orangtua siswa SD dan SMP mengaku alasan mereka memberikan ponsel pribadi kepada anaknya untuk memudahkan komunikasi saat di sekolah. Selain itu, ponsel pribadi diberikan agar anak mengikuti perkembangan zaman. "Ya, namanya juga anak zaman sekarang, lagi pula ponsel kan digunakan buat komunikasi juga kalau mainnya kelamaan, biar segera pulang," ujar Wiharta (48), orangtua dari Mustika, siswi kelas 9 SMPN 244 Jakarta Utara, kepada Kompas.com, Selasa (5/11). Hal senada juga diungkapkan oleh Kusaeri. Ia memberikan ponsel untuk anaknya agar memudahkan komunikasi dengan anaknya yang masih duduk di bangku kelas 7. Dia mengakui bahwa ponsel yang diberikan juga digunakan anaknya untuk bermain game atau bermedia sosial. Nurlela, siswi kelas 8 SMP 266 mengatakan bahwa sebagian besar teman-temannya membawa ponsel berkamera ke sekolah untuk komunikasi dengan orangtuanya. Biasanya, kata dia, untuk minta jemput, dan komunikasi tugas kelompok dengan teman-temannya. "Tapi, banyak juga sih yang bawa ke sekolah buat main game," ujar Nurlela.Walaupun sebagian besar temannya membawa ponsel ke sekolah, Nurlela mengaku selama ini tidak membawa ponsel ke sekolah karena takut terkena razia oleh gurunya. Sebab, aturan di sekolahnya tersebut tidak boleh membawa ponsel. Bila untuk kepentingan pelajaran, kata dia, hanya perwakilan satu orang dari setiap kelompok yang membawa ponsel. Joko Widodo menilai pelajar SD hingga SMP belum pantas memegang ponsel pribadi karena menganggap mereka belum cukup memiliki wawasan dan pemahaman yang luas soal fungsi ponsel pribadi. Jokowi juga telah melakukan komunikasi kepada Dinas Pendidikan agar menimbang kepemilikan ponsel pribadi oleh siswa SD atau SMP di Jakarta. Ia berharap kebijakan itu diterima semua pihak. (Dian Fath Risalah El Anshari/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News