ORI masih didominasi investor Jakarta



JAKARTA. Investor Jakarta masih mendominasi volume pemesanan obligasi negara ritel (ORI) seri 011. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) mencatat volume pemesanan ORI 011 untuk wilayah Jakarta mencapai 39,8% dari total pemesanan sebesar Rp 21,34 triliun.

Adapun untuk wilayah barat non DKI Jakarta mencapai 50,4%. Serta wilayah tengah dan timur mencapai 9,9%.

"Mayoritas pemesanan dari DKI Jakarta, " kata Direktur Jenderal DJPU Kementrian Keuangan,  Jakarta,  Senin (20/10).

Robert mengatakan minat pembelian masyarakat atas ORI011 masih cukup tinggi di tengah ketatnya likuiditas di pasar keuangan domestik dan ekspektasi kenaikan tingkat inflasi.  Pasalnya, realisasi pemesanan ORI011 mencapai Rp 21,34 triliun atau melampaui target awal yang sebesar Rp 20 triliun.

Dari total tersebut,  pemerintah kemudian menetapkan penjatahan Rp 21,21 triliun dengan 35.024 investor. Adapun jumlah investor baru mencapai 20.418 investor.

"Hasil penjualan ORI011 setelah dilakukan cleaning data mencapai Rp 21,21 triliun," kata Robert.

Kendati dikhususkan bagi investor ritel,  namun rata-rata volume per pemesanan masih cukup besar mencapai Rp 606 juta.  Investor ritel dengan range Rp 100 juta hingga Rp 500 juta masih mendominsi pemesanan ORI011 yaitu sekitar 34,4% dari total pemesanan.  Untuk investor dengan range Rp 5 juta hingga Rp 100 juta mencapai 34,1%.

Sedangkan investor dengan nominal pemesanan besar mengalami peningkatan dibandingkan penerbitan ORI010 tahun lalu. Untuk range Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar naik menjadi Rp 16,8% dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 13,5%. Demikian juga dengan investor dengan range pemesanan Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar yang naik dari 11,9% menjadi 14,7%.

Berdasarkan volume pemesanan,  kelompok wiraswasta  merupakan pemesan terbesar mencapai 36% yang diikuti oleh pegawai swasta sebesar 24%, lain-lain 21%, ibu rumah tangga 16%, Pegawai negeri sipil (PNS) 2% dan TNI/Polri mencapai 1%. Dari sisi jumlah pemesan,  kelompok lain-lain merupakan pemesan terbesar mencapai 28%, wiraswasta sebesar 26%, pegawai swasta mencapai 24%, ibu rumah tangga sebesar 16%, PNS sebesar 5% dan TNI/Polri mencapai 1%.

Surat utang ini memasuki masa penawaran 1-16 Oktober dan penjatahan pada 20 Oktober 2014. Untuk setelmen dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masing-masing dijadwalkan pada 22 dan 23 Oktober 2014.

Irman Alvian Zahiruddin, Direktur PT Bank Tabungan Negara (BTN), salah satu agen penjual mengatakan mayoritas pemesan yang masuk berasal dari Jakarta.  "Kami oversubscribed sekitar 30% dari target yang sebesar Rp 375 miliar, " ujar Irman.

PT Bank Central Asia (BCA) Tbk juga mengaku mayoritas total pemesanan dari Jakarta mencapai 49,9%. Sedangkan untuk wilayah non Jakarta mencapai  50,1%. "Rata-rata pemesanan yang masuk mencapai Rp 397 juta per investor" kata Head of Treasury PT Bank Central Asia Tbk Branko Windoe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie