OSO Sekuritas: Arah IHSG tergantung suku bunga The Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa global kembali menghadapi tantangan. Yield US Treasury tenor tiga bulan kembali bersilangan dengan US Treasury tenor 10 tahun. Hal ini dianggap sebagai sinyal buruk bagi investor, karena menjadi sinyal resesi.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, efek dari yield US Treasury 3 bulan AS yang bersilangan dengan tenor 10 tahun pasti akan berdampak negatif ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tapi bekas Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Janet Yellen mengatakan, pasar obligasi AS saat ini bisa jadi tengah memberi sinyal perlunya pemotongan suku bunga dan mengakhiri tren pelemahan ekonomi. "Harapannya suku bunga bisa diturunkan. Dan untuk sekarang ini, kita wait and see untuk melihat seperti apa perkembangan suku bunga The Fed ke depan," terangnya, Selasa (26/3).


Sukarno melanjutkan, di tahun pemilu 2019 ini banyak tantangan sehingga akan menjadi hambatan bagi IHSG sehingga indeks akan turun. "Biasanya kan IHSG akan percaya diri terus menguat di tahun pemilu. Sampai kapan penurunannya, kita tunggu saja keputusan The Fed yang akan diambil," lanjutnya.

Sukarno menilai, suku bunga The Fed berpotensi diturunkan dengan melihat pernyataan Jenet Yellen tadi. "Jika benar terjadi penurunan suku bunga The Fed, maka akan menjadi sentimen positif bagi IHSG," imbuhnya.

Dari sisi saham, ia merekomendasikan buy sejumlah saham dengan target harga di jangka menengah hingga jangka panjang seperti ADHI, AKRA, APLN, BBRI, BMRI, BBNI, BSDE, BTPS, BULL, WSKT, WIKA, WEGE, WTON, WSBP, UNTR.

Untuk saham konstruksi seperti ADHI, WIKA, WSKT, WEGE, WTON, WSBP target harganya masing-masing di level Rp 1.945 per saham, Rp 2.420 per saham, Rp 2.210 per saham, Rp 450 per saham, Rp 680 per saham dan Rp 450 per saham. Untuk sektor keuangan ada saham BBRI, BMRI dan BBNI yang target harganya masing-masing di level Rp 4.530 per saham, Rp 8.750 per saham dan Rp 10.450 per saham.

Lalu di sektor properti ada saham APLN dan BSDE yang target harganya masing-masing di level Rp 230 per saham dan Rp 1.845 per saham.

Sementara untuk saham UNTR, AKRA, BTPS dan BULL target harganya masing-masing di level Rp 32.175 per saham, Rp 5.500 per saham, Rp 2.500 per saham dan Rp 250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat