KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Program makan siang gratis yang diusung calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka tengah menjadi soroton publik belakangan ini. Hal ini dikarenakan anggaran untuk memenuhi kebutuhan program tersebut akan memangkas subsidi energi. Ramainya pembicaraan tersebut sontak membuat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno memberikan klarifikasi atas informasi yang beredar.
Eddy membantah bahwa program makan siang dan susu gratis akan memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM). Namun yang akan dilakukan oleh pihaknya adalah mengevaluasi terhadap subsidi BBM (Pertalite) dan LPG 3 kilogram yang salah sasaran dan dinikmati oleh kelompok yang mampu.
Baca Juga: Dongkrak Rasio Pajak Demi Penuhi Program Makan Siang Gratis, Mungkinkah? Evaluasi ini dilakukan untuk mengefisiensi subsidi energi agar lebih tepat sasaran. Ia menyebut, efisiensi yang dihasilkan ini merupakan penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Di mana penghematannya itu dipergunakan untuk membiayai program-program APBN yang lainnya," ujar Eddy dalam video klarifikasi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (18/2). Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, sejak 2014 hingga sekarang sebetulnya pemerintah telah melakukan efisiensi pada subsidi energi. Artinya, mereka yang betul-betul menerima subsidi yang kemudian dibantu melalui subsidi pemerintah. "Artinya pemerintah yang baru nantinya akan memainkan efisiensi subsidi pada BBM yang tidak tersubsidi secara langsung sehingga BBM dengan jenis-jenis tertentu itu akan mengalami penyesuaian harga karena tidak lagi diskusi oleh pemerintah dan akan mengikuti harga ke ekonomian dari masing-masing jenis BBM tersebut," kata Yusuf.
Baca Juga: Prabowo Unggul Real Count Sementara, Ini Saham yang Kena Sentimen Positif Meski Eddy telah membantah bahwa Prabowo-Gibran tidak akan memangkas subsidi BBM, namun beberapa kalangan ekonom dan pengamat membeberkan beberapa skenario apabila hal tersebut terjadi. Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan pemangkasan subsidi BBM tersebut akan meningkatkan biaya logistik yang juga akan berpengaruh kepada biaya lainnya. "Ini yang menurut saya juga pastinya akan meningkatkan inflasi," kata Andry.
Editor: Noverius Laoli