JAKARTA. Dua perusahaan milik korporasi asal Jepang, PT Sumitomo Corporation, bakal menerbitkan obligasi baru di tahun ini. Dua perusahaan tersebut adalah PT Summit Oto Finance dan PT Oto Multiartha. Total nilai obligasi yang bakal diterbitkan dua perusahaan ini mencapai Rp 3 triliun. Sekretaris Perusahaan Summit Oto Finance, Saiful Ichlas menyebut, tahun ini target pembiayaan dua anak usaha Sumitomo ini mencapai Rp 30 triliun, naik 24% ketimbang penyaluran tahun lalu yang Rp 24,7 triliun.
Rencananya, 70% kebutuhan dana untuk pembiayaan akan dipenuhi dari pinjaman perbankan dan 20% dari dana internal. Nah, sisa 10% akan dicari dari penerbitan obligasi. "Saat ini kami masih mengkaji waktu penerbitan, tenor sekaligus
yield yang tepat, sekaligus siapa penjamin emisinya," ujar Saiful kepada KONTAN, Senin (14/2) lalu. Oto Multiartha tahun ini menargetkan pembiayaan untuk 150.000 unit kendaraan dengan nilai sekitar Rp 15,5 triliun. Artinya, perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan roda empat ini bakal mencatat pertumbuhan pembiayaan 15%. Summit Oto Finance yang bergerak di bidang pembiayaan pembelian sepeda motor, menargetkan pembiayaan sebanyak 1,1 juta unit motor dengan nilai sekitar Rp 11,5 triliun sampai Rp 13,5 triliun. Tahun lalu realisasi pembiayaan Summit sebesar 940.000 unit sepeda motor dengan nilai Rp 9,5 triliun. Tahun lalu Summit Oto Finance sudah menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun dengan kupon 7,33%-10,02%. Sementara Oto Multiartha juga telah menerbitkan obligasi senilai Rp 1,3 triliun. Namun obligasi tadi kelebihan permintaan hingga Rp 2,8 triliun. Masih dihadang inflasi Kedua perusahaan pembiayaan tersebut belum menentukan waktu pasti penerbitan obligasi. "Kami masih mengkaji situasi pasar untuk menentukan waktu yang tepat," kata Saiful beralasan. Jumlah obligasi yang diterbitkan pun masih akan menyesuaikan kondisi pasar. Namun tampaknya dua perusahaan tersebut bakal melepas obligasinya ke pasar di pertengahan tahun. "Obligasi paling cepat di semester I atau awal semester II tahun ini," jelas Victoria Rusna, Head of Financial Resources Division Treasury and Structured Finance Oto Group.
Maklum, di semester pertama ini banyak perusahaan pembiayaan yang juga menerbitkan obligasi. Selain itu, analis menilai kondisi pasar obligasi korporasi di kuartal satu 2011 masih lesu. Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memprediksikan, beberapa waktu ke depan asing masih membatasi penempatan dananya di obligasi korporasi. Pasalnya, investor masih khawatir dengan laju inflasi di Indonesia yang semakin tinggi. "Tekanan inflasi tetap kuat karena harga komoditas pangan di dunia terus naik," papar dia. Duet Oto Group tetap optimistis obligasinya bisa laris di pasar. Sejumlah investor disebut sudah siap menyerap surat utang terbarunya. "Biasanya dana pensiun yang suka menyerap," ujar Saiful. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini