Otomotif seret, MPMX meluncur di bisnis oli



JAKARTA. Prediksi kelesuan industri otomotif adalah sentimen buruk bagi PT Mitra Pinashtika Mustika Tbk (MPMX). Namun sejauh ini, perusahaan ini tetap pede berbisnis karena sudah menyiapkan sejumlah ekspansi untuk mengerek kinerjanya.

Melalui anak usahanya, MPM Auto, tahun ini MPMX akan menambah 12 diler Nissan-Datsun alias membuka satu diler baru setiap bulan. MPM Auto telah ditunjuk PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sebagai diler resmi Nissan-Datsun.

Hingga akhir tahun lalu, MPM Auto telah mengoperasikan empat diler Nissan-Datsun. Analis Trimegah Securities Willinoy Sitorus dalam riset pada 13 Maret 2015 mengatakan, demi merealisasikan ekspansi diler di tahun ini, MPMX telah menganggarkan dana investasi Rp 600 miliar. Tak hanya itu, MPMX berharap dapat menjual 5.000-5.400 unit Nissan-Datsun.


William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, menilai, ekspansi MPMX belum akan berdampak dalam jangka pendek, tapi efeknya terasa dalam jangka panjang. Apalagi kebutuhan transportasi dan pasar mobil murah atawa low cost green car (LCGC) masih diminati.

Willinoy menghitung, bisnis ini baru akan berkontribusi penuh tahun depan. Karena itu, MPMX harus bisa menggenjot kontribusi pendapatan di bisnis suku cadang dan layanan jasa. Kedua lini bisnis itu menghasilkan margin kotor yang lebih tinggi.

Selain itu, menurut Analis First Asia Capital David N Sutyanto, MPMX juga bisa mengandalkan bisnis distribusi dan ritel kendaraan roda dua. Hingga tahun 2014, MPMX menjual sepeda motor Honda sebanyak 972.000 unit, naik 7,40% secara year-on-year (yoy).

Willinoy memproyeksikan, tahun ini volume distribusi motor MPMX dapat meningkat 7%-22% yoy tahun 2015-2016. Ini karena makro ekonomi yang membaik untuk sektor otomotif.

Tak hanya itu, di 2015-2016 harga jual motor MPMX akan meningkat sekitar 2%-16% yoy. Sementara di segmen oli, MPMX melalui PT Federal Karyatama (FKT) tahun lalu telah memproduksi 62,1 juta liter pelumas bermerek Federal Oil.

Akhir tahun lalu, perusahaan ini meluncurkan pelumas baru roda empat yakni Federal Mobil. Alhasil, tahun ini MPMX dapat meningkatkan pendapatan dari bisnis ini 7%. "Harga minyak yang jatuh cukup signifikan sejak semester II-2014 juga akan berdampak positif bagi bisnis oli MPMX," proyeksi Willinoy.

Tapi, MPMX perlu memperhatikan kondisi rupiah yang terus melemah terhadap dollar AS. Ini tentu akan menyebabkan rugi selisih kurs. Maklum, beban pokok penjualan MPMX masih menggunakan dollar AS sedangkan pendapatan menggunakan rupiah.

Namun, laba bersih MPMX menurun 7,14% yoy menjadi Rp 487 miliar di 2014. Ini karena provisi pembiayaan bermasalah naik. Dan non performing loan (NPL) pembiayaan MPM Finance meningkat. Tapi, Willinoy yakin, tahun ini pendapatan MPMX akan meningkat menjadi Rp 16,96 triliun, dari Rp 16,08 triliun di 2014.

Sementara laba MPMX bisa menjadi Rp 613 miliar. Willinoy dan David merekomendasikan beli dengan target harga masing-masing di Rp 1.350 dan Rp 950. Dan William menyarankan hold di Rp 940. Harga MPMX menurun 2,58% menjadi Rp 755 per saham, di Rabu (25/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa