Otorita IKN Beberkan Potensi Investasi Teknologi Kota Cerdas dalam Pembangunan IKN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut, terdapat berbagai potensi investasi teknologi kota cerdas dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Potensi investasi tersebut disampaikan dalam sejumlah acara, salah satunya dalam acara yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), KADIN Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) dan China-ASEAN Information Harbor Co., Ltd. (CAIH) di Jakarta pada Rabu (24/5).

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Mohammed Ali Berawi menyampaikan, pembangunan kota cerdas IKN memerlukan beragam infrastruktur pendukung yang terdiri dari lapisan infrastruktur aktif dan pasif serta aplikasi.


Untuk mendukung konektivitas 5G, infrastruktur aktif terdiri dari serat optik dan base transceiver station (BTS) tower.

Kemudian, terkait infrastruktur pasif berupa multi-utility tunnel (MUT) yang digunakan untuk menampung beragam jaringan utilitas seperti kabel serat optik, listrik, dan jaringan pipa utilitas.

Baca Juga: Otorita IKN : Lebih Dari 220 Investor Minat Berinvestasi di IKN

Pada bagian aplikasi dibangun untuk memenuhi kebutuhan 6 sektor pembangunan. Meliputi sektor smart governance, transportasi dan mobilitas, gaya hidup, sumber daya alam dan energi, industri dan sumber daya manusia, serta pembangunan lingkungan dan infrastruktur.

Berbagai paket investasi yang ditawarkan termasuk pembangunan infrastruktur energi sebesar 7 GW hingga 2045, sistem transportasi cerdas dan pembangunan smart building melalui skema KPBU.

“Saat ini, Otorita Ibu Kota Nusantara telah menerima banyak pertemuan audiensi dari berbagai penyedia teknologi dari luar maupun dalam negeri," ujar Ali dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/5).

Ali mengatakan, Otorita IKN telah menerima lebih dari 200 Letter of Intent (LoI) dan jumlahnya terus bertambah. Otorita IKN menyambut baik LoI yang masuk dan kemudian melanjutkan penandatanganan non-disclosure agreement (NDA) bagi pemberian data untuk pelaksanaan studi kelayakan proyek oleh calon investor.

Ali juga menyatakan bahwa pembangunan IKN dilakukan prinsip pembangunan hardware, software, dan brainware.

Hardware dan software diwujudkan dalam bentuk infrastruktur fisik dan sistem atau proses bisnis pengelolaan perkotaan yang baik.

Sementara itu, pembangunan brainware juga penting untuk menciptakan peningkatan kualitas dan kapasitas SDM dan entitas bisnis nasional untuk lebih kompetitif dan berdaya saing global.

Ali menyampaikan berbagai insentif yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal Bagi Pelaku Usaha di Ibu Kota Nusantara.

Ia juga mengundang berbagai investor dan partisipan dari Tiongkok pada acara tersebut untuk berinvestasi di IKN.

Upaya dukungan investasi pada sektor smart city IKN juga datang dari Presiden Direktur China-ASEAN Information Harbor Co., Ltd. (CAIH) sekaligus sebagai perwakilan KADIN Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) Loretta Thamrin.

Loretta mengatakan, Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) mendukung program Pemerintah dari sisi instansi/regulasi untuk perkembangan IKN mewujudkan Nusantara sebagai kota cerdas.

Menurutnya, acara Indonesia-China Smart City Technology and Investment Expo digelar dalam rangka menunjukkan upaya-upaya inovatif yang dapat dilakukan pada ekosistem kota.

"Dan memperkuat Kemitraan Strategis Komprehensif antara Indonesia-Tiongkok dalam kerja sama maupun investasi dalam pembangunan kota pintar di Indonesia,” kata Loretta.

Baca Juga: Pindah ke IKN, Ada Kemungkinan ASN Bisa Kerja di Mana Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat