Otoritas AS Pertimbangkan Larang Penjualan TP-Link Technology Karena Masalah Keamanan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Otoritas Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk melarang perusahaan China TP-Link Technology Co karena masalah keamanan nasional setelah router internetnya dikaitkan dengan serangan siber. 

Mengutip Reuters, hal tersebut dilaporkan Wall Street Journal pada hari Rabu (18/12), mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Pada bulan Agustus, dua anggota parlemen AS mendesak pemerintahan Biden untuk menyelidiki produsen router China dan afiliasinya tersebut karena khawatir, router Wi-Fi mereka dapat digunakan dalam serangan siber terhadap AS, menurut surat yang dilihat oleh Reuters.


Departemen Perdagangan, Pertahanan, dan Kehakiman telah membuka penyelidikan terpisah terhadap TP-Link, dengan pihak berwenang menargetkan pelarangan penjualan router TP-Link di AS paling cepat di tahun depan, kata laporan tersebut.

Baca Juga: Dolar AS Perkasa, Capai Level Tertinggi dalam 2 Tahun Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Kantor Departemen Perdagangan bahkan telah memanggil TP-Link, sementara Departemen Pertahanan meluncurkan penyelidikannya terhadap router buatan China itu di awal tahun ini, kata surat kabar tersebut, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Saham Netgear, sebuah perusahaan jaringan rumah yang berbasis di San Jose dan pesaing TP-Link, melonjak lebih dari 12% pada hari Rabu menyusul laporan tersebut.

Tahun lalu, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS mengatakan router TP-Link memiliki kerentanan yang dapat dieksploitasi untuk mengeksekusi kode jarak jauh.

Departemen Kehakiman AS menolak berkomentar. Departemen Perdagangan dan Pertahanan AS serta TP-Link tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran di Washington bahwa Beijing dapat mengeksploitasi router dan peralatan lain yang berasal dari China dalam serangan siber terhadap pemerintah dan bisnis Amerika.

Baca Juga: Wall Street Anjlok Lebih dari 2% Usai The Fed Pangkas Suku Bunga 25bps

AS, sekutunya, dan Microsoft di tahun lalu mengungkapkan kampanye peretasan yang terkait dengan pemerintah China yang dijuluki Volt Typhoon. Dengan mengambil alih router milik pribadi, para penyerang berusaha menyembunyikan serangan berikutnya terhadap infrastruktur penting Amerika.

Selanjutnya: Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen, Pilih Beli / Tahan? Harga Sudah Turun 26% Ytd

Menarik Dibaca: Promo Blu, Dapatkan Cashback 50% Jajan di Kopi Kenangan

Editor: Anna Suci Perwitasari