Otoritas Bursa Berjanji Tak Akan Suspend BUMI Lagi



JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) berkomitmen tidak akan lagi menghentikan sementara perdagangan (suspend) saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Kendati harga saham Bumi terus jatuh dalam tiga hari perdagangan, Bapepam-LK dan BEI melihatnya sebagai mekanisme pasar yang biasa.

Kemarin, Ahmad Fuad Rahmany, Ketua Bapepam-LK, dan Direktur Utama BEI Erry Firmansyah bertemu dengan dua petinggi PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), yakni Ari Hudaya dan Juanita Rohali, guna membahas krisis yang terjadi di tubuh Grup Bakrie. "Kami tidak akan suspend lagi saham Bumi," tandas Fuad Rahmany seusai pertemuan selama empat jam, tadi malam.

Menurut Fuad, keputusan tidak men-suspend saham Bumi lagi bertujuan menyelamatkan industri reksadana, yang sebagian besar adalah investor ritel. "Kalau saham BUMI terus tidak bisa diperdagangkan bisa menimbulkan redemption (penarikan) besar-besaran," ujarnya. Lagi pula, kata Fuad, kejatuhan harga saham BUMI tidak akan mempengaruhi kondisi bursa secara keseluruhan, karena belakangan ini investor asing sudah kembali masuk.


Fuad juga menjelaskan, dalam pertemuan itu BNBR mengaku, ada lima broker yang memegang repurchase agreement (repo) saham BUMI dalam jumlah besar. Tapi, dia enggan menyebutkan identitas broker itu, termasuk nilai utang Grup Bakrie dalam repo saham itu. Dua petinggi BNBR itu juga tidak bersedia memberikan pernyataan apapun seusai pertemuan tersebut.

Belakangan, beberapa kalangan memang menginginkan BEI kembali men-suspend saham BUMI. Alasannya, kejatuhan harga saham perusahaan ini bisa mengganggu proses penjualannya ke investor strategis. Ujungnya, dana hasil penjualan saham yang semestinya untuk membayar utang repo bisa terganjal.

Kemarin, tekanan jual para investor menyeret jatuh harga saham Bumi sebesar 9,55% ke level Rp 1.610 per saham. Para investor tetap harus antre melego sahamnya, dengan volume penawaran mencapai 721,56 juta saham. Berarti, sejak BEI mencabut suspend saham BUMI pada Kamis lalu (6/11), harga saham ini sudah tergerus 26%.

Fuad menyatakan, Bapepam-LK dan BEI memberikan kelonggaran waktu kepada BNBR untuk menyelesaikan transaksi penjualan 35% saham BUMI. Bapepam-LK dan BEI tidak akan memberikan batasan waktu ke BNBR untuk menyelesaikan transaksi itu, meskipun BNBR pernah berjanji akan menuntaskannya akhir bulan ini. BNBR sendiri berjanji akan menggelar paparan publik untuk menjelaskan transaksi penjualan saham BUMI dalam pekan ini.

Sebelumnya, petinggi BNBR mengumumkan telah meneken kesepakatan untuk menjual  35% saham BUMI kepada Northstar Pacific. Nilainya sebesar US$ 1,3 miliar atau Rp 2.068 per saham.

Namun, belakangan San Miguel Corporation menyatakan juga tengah bernegosiasi dengan BNBR untuk mengakuisisi hingga 51% saham BUMI. Kabarnya, raksasa produsen makanan dan minuman ini sedang membahas detail transaksi dengan Keluarga Bakrie.

BUMI dapat utang baru

Hebatnya, berlarut-larutnya masalah ini juga mengundang perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemarin, SBY memanggil Menteri Keuangan ad interim Sofyan Djalil. Kejatuhan harga saham perusahaan itu jadi perhatian Presiden lantaran akan merugikan para pemegang sahamnya. "Karena ada potential loss," imbuhnya. Presiden, kata Sofyan, meminta persoalan itu diselesaikan sesuai aturan yang berlaku.

Di sisi lain, Direktur BUMI Eddie J. Soebari menyatakan, Bumi telah menandatangani pinjaman senilai US$ 75 juta dari Credit Suisse, Singapore. Jangka waktu pinjamannya selama tiga tahun. Dalam perjanjian itu, BUMI memberikan opsi ke Credit Suisse untuk membeli saham-saham yang jadi jaminan utang itu. Tapi, Eddie tak menyebutkan saham apa saja yang jadi jaminan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie