JAKARTA. Tidak meratanya likuiditas setiap saham memang menjadi masalah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Maklum, jumlah saham yang tak likuid cukup besar yaitu sekitar 80% dari total saham di BEI. Saham tak likuid, misalnya, karena prospek dan risiko usahanya kurang menarik. "Kita tak bisa berharap prospek maupun kinerja setiap emiten merata," ungkap pengajar Prasetiya Mulya Business School, Lukas Setia Atmaja, Kamis (18/7). Menurut dia, dunia pasar modal juga mengenal prinsip distribusi normal sehingga emiten dan saham yang bagus atau buruk selalu ada dengan jumlah terbatas. Tapi banyak juga saham yang harganya terus jatuh dari waktu ke waktu. Pada saat IPO, harga saham bisa saja ribuan atau puluhan ribu rupiah. Di waktu selanjutnya, harga saham itu justru jatuh hingga masuk kategori saham gocap alias Rp 50 per saham. Lukas menilai, kondisi itu banyak disebabkan buruknya kinerja keuangan emiten. Ini bisa terjadi karena prospek industri maupun internal emiten dari awal memang kurang bagus.
Otoritas harus berani coret emiten bermasalah
JAKARTA. Tidak meratanya likuiditas setiap saham memang menjadi masalah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Maklum, jumlah saham yang tak likuid cukup besar yaitu sekitar 80% dari total saham di BEI. Saham tak likuid, misalnya, karena prospek dan risiko usahanya kurang menarik. "Kita tak bisa berharap prospek maupun kinerja setiap emiten merata," ungkap pengajar Prasetiya Mulya Business School, Lukas Setia Atmaja, Kamis (18/7). Menurut dia, dunia pasar modal juga mengenal prinsip distribusi normal sehingga emiten dan saham yang bagus atau buruk selalu ada dengan jumlah terbatas. Tapi banyak juga saham yang harganya terus jatuh dari waktu ke waktu. Pada saat IPO, harga saham bisa saja ribuan atau puluhan ribu rupiah. Di waktu selanjutnya, harga saham itu justru jatuh hingga masuk kategori saham gocap alias Rp 50 per saham. Lukas menilai, kondisi itu banyak disebabkan buruknya kinerja keuangan emiten. Ini bisa terjadi karena prospek industri maupun internal emiten dari awal memang kurang bagus.