KONTAN.CO.ID - BRUSSEL. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) pada hari Jumat (16/8) menaikkan tingkat risiko monkeypox (mpox) alias cacar monyet, sehari setelah pejabat kesehatan global mengkonfirmasi infeksi pertama jenis virus baru di luar Afrika, yaitu di Swedia. Mengutip Reuters, Jumat (16/8), Kepala badan kesehatan masyarakat Uni Eropa mengatakan akan ada lebih banyak kasus impor jenis mpox baru di Eropa dalam beberapa minggu mendatang, meskipun risiko penularan berkelanjutan masih rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu menyatakan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global, bentuk kewaspadaan tertinggi, menyusul wabah di Republik Demokratik Kongo yang telah menyebar ke negara-negara tetangga.
Baca Juga: WHO Bertemu dengan Mitra untuk Memastikan Akses Vaksin Mpox secara Adil Badan kesehatan global tersebut akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Jumat untuk membahas cara-cara memastikan akses global yang adil terhadap tes, pengobatan dan vaksin terhadap virus tersebut, kata seorang pejabat terkemuka. Mpox, infeksi virus yang menyebabkan lesi berisi nanah dan gejala mirip flu, biasanya ringan namun dapat mematikan. Dua jenis virus kini menyebar di Kongo – bentuk virus endemik, clade I, dan cabang baru yang disebut clade Ib. ECDC pada hari Jumat menaikkan penilaian tingkat risiko mpox menjadi sedang dari rendah untuk kasus-kasus sporadis yang muncul di blok tersebut, dan meminta negara-negara untuk mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi di antara para pelancong yang berkunjung dari daerah yang terkena dampak. “Karena hubungan erat antara Eropa dan Afrika, kita harus bersiap menghadapi lebih banyak kasus impor kelas I,” kata direkturnya Pamela Rendi Wagner. Pakistan pada hari Jumat juga mengkonfirmasi adanya kasus virus mpox pada seorang pasien yang kembali dari negara Teluk, meskipun tidak jelas apakah itu merupakan varian baru atau klad yang telah menyebar secara global sejak tahun 2022. Mpox menular melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual, namun tidak seperti pandemi global sebelumnya seperti Covid-19, tidak ada bukti bahwa penyakit ini menyebar dengan mudah melalui udara. Pejabat WHO Margaret Harris mengatakan dalam panggilan media pada hari Jumat bahwa dia memperkirakan lebih banyak kasus di luar Afrika akan segera muncul, juga sebagai hasil dari peningkatan pemantauan. Namun, WHO telah menyarankan agar tidak melakukan pembatasan perjalanan untuk menghentikan penyebaran virus. Baca Juga: WHO Temukan Cacar Monyet Baru di Swedia, Kasus Pertama di Luar Afrika Sebelumnya pada hari Jumat, China mengatakan pihaknya berencana memantau orang dan barang yang masuk ke negaranya untuk melakukan mpox selama enam bulan ke depan.