JAKARTA. Fundamental yang buruk menyebabkan harga batubara masih sulit terangkat. Meski kini harga komoditas tengah rebound, analis memprediksi harga batubara sepanjang pekan ini tetap dalam tren bearish. Mengutip Bloomberg, Selasa (29/3) harga batubara kontrak pengiriman Mei 2016 di ICE Futures Europe tergerus 0,40% ke US$ 49,60 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sepekan terakhir, harga terkikis 0,10%. Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka, menjelaskan, saat ini terjadi kelebihan pasokan gas alam di Amerika Serikat (AS). Pembangkit listrik juga lebih memilih gas alam dibandingkan batubara.
"AS akan menyusutkan pasokan gas alam terlebih dahulu karena lebih ramah lingkungan, berbeda dengan batubara," jelas Ibrahim. Memang saat ini harga komoditas tengah rebound akibat pelemahan USD. Efeknya, harga komoditas termasuk minyak bumi melambung. "Hanya saja kenaikan harga minyak bukan jaminan batubara ikut terangkat," tutur Ibrahim. Harga komoditas hitam ini akan cenderung stagnan atau menahan kejatuhan lebih lanjut. Impor menurun Di sisi lain, Tiongkok memutuskan lebih memperhatikan kondisi cuaca. Negeri Panda tersebut menggalakkan program penurunan emisi dan menjaga udara lebih bersih. "Tentu upaya ini bisa terpenuhi dengan mengurangi penggunaan batubara," tambah Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures. Menurut prediksi China Coal Industry Association, kebutuhan batubara Tiongkok tahun ini akan menurun 2% dibandingkan tahun 2015. Sementara itu, laporan impor batubara Jepang bulan Februari 2016 anjlok 10,1% ketimbang bulan sebelumnya menjadi 15,43 juta ton. Begitu juga impor batubara Australia, yang merosot 14,6% menjadi 10 juta ton. Tekanan harga batubara bisa terus berlanjut hingga pertengahan tahun 2016 nanti. Pasalnya, saat permintaan mengering, China Shenhua Energy Co, produsen batubara terbesar di Tiongkok malah berencana meningkatkan ekspor batubara miliknya hingga delapan kali lipat. Diproyeksikan, Shenhua bisa mengekspor antara 5 juta ton-10 juta ton batubara ke Jepang dan Korea Selatan tahun ini. Padahal tahun lalu, Shenhua hanya mengekspor sekitar 1,2 juta ton.