Otot Rupiah Menguat di Rp 16.371 per dollar, Intip Prediksi Besok!



MOMSMONEY.ID - Mata uang rupiah bertahan di tengah pelemahan dollar AS. Mengutip Bloomberg, Rabu (3/7) kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 25 poin atau 0,15% menjadi Rp 16.371 per dollar, setelah melemah tajam 75 poin kemarin.

Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, mengatakan, indeks dollar melemah pada Rabu. Di eksternal, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan komentar yang bernada dovish, menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan memulai siklus pelonggaran pada akhir tahun ini. 

Komentar pejabat tinggi The Fed melebihi data yang menunjukkan lowongan pekerjaan di AS meningkat pada Mei, setelah turun signifikan selama dua bulan sebelumnya. 


Lowongan pekerjaan, yang mengukur permintaan tenaga kerja, naik 221.000 menjadi 8,140 juta pada hari terakhir bulan Mei, menurut laporan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja atau JOLTS. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 7,910 juta lowongan pekerjaan pada Mei.  

Menyusul laporan JOLTS dan komentar Powell, Fed Funds Futures atau suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 69% pada September, naik dari sekitar 63% pada hari Senin, menurut perhitungan LSEG. Pasar juga memperkirakan satu atau dua kali penurunan suku bunga pada tahun ini. 

Baca Juga: Rupiah Melemah Tajam Hampir ke Rp 16.400 per dollar, Besok Masih Rawan

Sementara, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 14 basis poin (bps) menjadi 4,479% semalam. Para analis menghubungkan kenaikan tersebut dengan ekspektasi bahwa Donald Trump akan memenangkan kursi kepresidenan AS, yang pada gilirannya menyebabkan tarif lebih tinggi.

Di internal, sentimen pasar relatif stabil. Kementerian Keuangan  mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp 8.353,02 triliun pada Mei 2024, naik sebesar Rp 14,59 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Rasio utang pemerintah setara 38,71% terhadap Produk Domestik bruto (PDB) Indonesia. 

Menurut Ibrahim, ini artinya tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 di kisaran 40%.

Mayoritas utang pemerintah dalam bentuk SBN Domestik yaitu sebesar Rp 7.347,50 triliun.  Sisanya pinjaman Rp 1.005,52 triliun atau setara 12,04%.

Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan besok, Kamis (4/7), mata uang rupiah fluktuatif, namun berpeluang ditutup menguat di rentang  Rp 16.320-Rp 16.440 per dollar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini