Otsus Papua, Pemprov Papua Barat Daya Fokus di Kemiskikan Ekstrem dan Stunting



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merayakan Hari Otonomi Khusus (Otsus), Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menyerahkan bantuan program stunting dan kemiskinan ekstrim ke Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Daya oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Papua Barat Daya.

Bantuan paket Jaminan 1.000 hari pertama kehidupan  meliputi bahan makanan bergizi untuk ibu hamil dan balita hingga bahan kontak dan insentif bagi penyuluh gizi/posyandu.

Pelaksanaan otsus Papua sudah berlangsung selama 22 tahun. Prioritas penekanan otsus tertuju pada pencapaian kesejahteraan orang asli Papua (OAP), terutama masalah pendidikan dan kesehatan. “Semua masalah kemiskinan ekstrem dan stunting menjadi dua hal yang masih mengganggu,” ujar Pj Gubernur Papua Barat Daya, Mohammad Musa’ad, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (24/11).


Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya pada tahun 2023 mengalokasikan dana Rp 112 miliar untuk penanggulangan stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Prevalensi stunting di Provinsi Papua Barat Daya masih di atas 30%, dengan jumlah balita yang mengalami stunting sebanyak 1.400 anak.

Baca Juga: Kebijakan Dana Desa 2024 Diharapkan Bantu Kurangi Kemiskinan Ekstrem

Pemanfaatan dana Otsus di Papua Barat Daya juga diwujudkan melalui program Paitua, yakni program perlindungan jaminan hari tua bagi masyarakat Papua Barat Daya yang berusia lanjut 65 tahun ke atas. Total anggaran Paitua sebesar Rp 40 miliar.   Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya, Rahman, menyampaikan, Otsus Papua menekankan pada tiga hal, yakni bagaimana membuat masyarakat Papua cerdas, sehat dan produktif.

“Kami ingin menjadikan orang asli Papua itu otaknya cerdas, badannya sehat dan kantongnya tebal. Kata kuncinya yang terpenting adalah perlu mendata orang asli Papua sampai dengan di kampung-kampung. Dengan demikian, kegiatan ataupun program yang dilakukan pemerintah bisa tepat sasaran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian