Outlook CPO hingga akhir tahun tak menggembirakan



JAKARTA. Kondisi cadangan yang masih tinggi serta melemahnya permintaan membuat outlook crude palm oil (CPO) hingga akhir tahun cenderung tertekan.

Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, faktor - faktor yang mempengaruhi harga CPO yakni pergerakan ringgit Malaysia, pergerakan harga komoditas terutama minyak serta perkembangan dari angka permintaan.

Harga CPO sempat menanjak dalam perdagangan harian lantaran melemahnya ringgit setelah Bank Sentral Malaysia memangkas tingkat suku bunga.


Mengutip Bloomberg, Rabu (13/7) pukul 17.29 WIB, harga CPO kontrak pengiriman September 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 1,6% ke level RM 2.223 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

"Tetapi belum ada sentimen positif yang dapat mengangkat CPO. Ekspor CPO Malaysia turun, sementara produksi justru semakin tinggi usai lebaran," papar Yulia.

Volatilitas ringgit menjadi salah satu faktor yang menggerakkan harga CPO hingga akhir tahun.

Melihat prospek akhir tahun, potensi kenaikan permintaan masih tipis. CPO bisa berharap dari kenaikan impor India, mengingat India merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di kawasan Asia.

Tetapi China sebagai konsumen terbesar setelah India tampaknya sulit untuk meningkatkan angka konsumsi. Selain itu, CPO masih harus menghadapi persainagn dengan minyak kedelai. "Data - data ekonomi China belum memuaskan, menunjukkan masih adanya perlambatan," imbuh Yulia.

Oleh karena itu, Yulia menduga harga CPO akan bergerak dalam tren melemah pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto