Outlook EIA picu harga minyak tergelincir



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia tergelincir di pasar Amerika, Kamis (12/10). Badan Energi Internasional (EIA) melaporkan proyeksi penurunan permintaan minyak dunia.

Mengutip CNBC, Kamis, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 70 sen atau 1,4% menjadi US$ 50,60 per barel. Sementara, minyak mentah Brent juga melorot 62 sen atau 1,1% ke posisi US$ 56,32 sebarel pada pukul 2.24 sore. Sebelumnya, kedua kontrak minyak ini reli tiga hari beruntun.

Pasar diselimuti sentimen negatif menyusul prospek pasar yang bearish. EIA memperkirakan permintaan minyak global pada tahun ini tumbuh 1,6 juta barel per hari (bpd) atau 1,6%, sebelum tumbuh moderat menjadi 1,4 juta barel per hari atau 1,4% pada 2018.


Namun, koreksi harga minyak sedikit tertahan setelah Departemen Energi AS melaporkan stok minyak mentah turun 2,8 juta barel menjadi 462,2 juta barel per 6 Oktober. Meski demikian, persediaan minyak masih 13% di atas rata-rata lima tahun.

Analis komoditas di Commerzbank Carsten Fritsch mengatakan, nada laporan IEA bearish, karena mengindikasikan  permintaan minyak mentah OPEC tahun depan tidak akan cukup untuk menyerap semua persediaan yang ada.

"Ini berarti OPEC harus memperdalam pemotongan produksi untuk menyelesaikan tugasnya membawa stok minyak kembali ke rata-rata lima tahun," kata Fritsch seperti dilansir CNBC.

Kesepakatan pemangkasan produksi yang dipimpin OPEC membantu mengangkat minyak dari bawah US$ 30 per barel pada awal tahun lalu. Namun, para pedagang mengatakan pasokan tetap besar dan OPEC diperkirakan akan memperpanjang pemotongan produksi melampaui batas akhir kesepakatan pada akhir Maret 2018.

"Ada sedikit keraguan bahwa produsen minyak terkemuka telah berkomitmen untuk melakukan apa pun untuk mendukung pasar," kata IEA dalam sebuah laporan pada Kamis.

Peningkatan produksi minyak AS merongrong upaya OPEC untuk menekan suplai di pasar. Ekspor minyak AS turun dalam sepekan terakhir menjadi 1,27 juta bpd, namun ekspor masih melampaui 1 juta bpd selama tiga pekan berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini