Outlook Panin: Pasar saham dan obligasi berpotensi tumbuh di atas 10% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Panin Asset Management memproyeksikan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun bisa tumbuh sekitar 12%-13% ke level 7.400.

Direktur Panin Asset Management Ridwan Sutedja menilai proyeksi tersebut tidak terlalu tinggi dan wajar bila terjadi karena di tahun lalu IHSG berkinerja negatif. "Sejak 2018 berarti kenaikannya kalau di tahun ini jadi di 13% maka rata-rata per tahun dalam dua tahun terakhir hanya 6,5%, ini kenaikannya wajar," kata Ridwan, Senin (21/1).

Ridwan optimistis kinerja IHSG bisa positif karena faktor eksternal yang menekan pasar modal mereda bila dibanding tahun lalu.


Sentimen yang mendukung adalah suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya. Bahkan, Ridwan memproyeksikan The Fed mungkin saja menurunkan suku bunga acuannya. Hal ini bisa menjadi sentimen positif juga bagi Indonesia. Kemungkinan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan jadi terbuka. 

Sementara itu untuk pasar obligasi Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management memproyeksikan bisa kembali catatkan kinerja dua digit dengan return 9%-11% di akhir tahun.

Kurs rupiah yang berangsur stabil juga membuat kepercayaan investor asing kembali dan aliran dana asing bisa kembali masuk.

Kinerja IHSG diproyeksi bullish juga karena didukung laba perusahaan di Indonesia masuk dalam siklus pertumbuhan seiring dengan membaiknya pendapatan dan konsumsi masyarakat, menurunnya risiko politik, meningkatnya kestabilan finansial dan kebijakan pemerintah yang lebih melibatkan sektor swasta.

Apalagi, Ridwan memproyeksikan investor lokal akan semakin besar perannya di pasar modal.

Hanya saja, sejumlah tantangan juga mungkin datang dan menahan kinerja IHSG. Ridwan mengatakan meski aliran dana asing mulai kembali masuk, tetapi masih oportunis atau berpotensi keluar dalam jangka waktu pendek, dibandingkan investor asing di pasar obligasi yang cenderung lebih stabil.

Selain itu, Ridwan memproyeksi pencatatan China A shares bisa terjadi di tahun ini dan mempengaruhi porsi saham Indonesia dalam alokasi investasi global.

Ridwan memproyeksikan dengan peran investor lokal yang mulai menggandakan kepemilikannya di pasar saham, maka saham-saham medium caps dan small caps akan lebih menarik pertumbuhan kinerjanya dibanding saham big caps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi