Outstanding industri penjaminan capai Rp 233 triliun per oktober, ini penopangnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis penjaminan kredit hingga awal kuartal IV-2018 masih menunjukan tren yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan outstanding penjaminan kredit yang masih naik cukup signifikan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai Oktober 2018, outstading penjaminan kredit sebesar Rp 233,15 triliun, naik 38,3% dari periode yang sama di 2017 lalu yakni sebesar Rp 168,5 triliun.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Dian Askin Hatta menilai masih tumbuhnya bisnis penjaminan kredit hingga 10 bulan pertama tahun ini didorong oleh sejumlah faktor. Salah satunya penyaluran kredit oleh perbankan yang masih menunjukkan kenaikan.


Makin besar kredit yang disalurkan, artinya makin besar pula peluang yang dimiliki pelaku usaha untuk melakukan penjaminan. "Termasuk untuk kredit yang dikucurkan pada pelaku usaha kecil dan menengah yang merupakan pasar utama dari industri penjaminan," kata dia, Jumat (21/12).

Di sisi lain, pelaku bisnis penjaminan juga makin aktif melakukan penetrasi pasar. Misalnya dengan memberi edukasi kepada pengusaha UMKM tentang manfaat yang didapat dari perusahaan penjaminan kredit. Upaya penetrasi juga didorong oleh peningkatan kerjasama yang dilakukan dengan lembaga penyalur kredit.

Karena masih banyak menjadikan kalangan UMKM sebagai target market, porsi penjaminan kredit produktif masih menjadi kontributor utama sektor industri ini. 

Hingga Oktober, outstanding penjaminan kredit di segmen ini tercatat sebesar Rp 136,4 triliun atau setara dengan 58,5% dari total outstanding.

Sementara itu, nilai outstanding untuk segmen kredit non produktif tercatat sebesar Rp 96,7 triliun.

Seiring dengan penetrasi yang dilakukan, jumlah nasbah industri penjaminan juga meningkat cukup signifikan. Yakni dari 8,12 juta orang di Oktober 2017 menjadi 11,3 juta orang pada Oktober 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi