JAKARTA. Nilai penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) nasional terus merayap naik. Data Bank Indonesia (BI) per akhir Mei 2010 menyebut, total kredit BPR tersalur atawa outstanding mencapai Rp 30,82 triliun. Angka ini tumbuh 10,07% ketimbang posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp 28 triliun. Artinya, BPR telah menyalurkan kredit baru hingga Rp 4,9 triliun. Sementara kalau membandingkan dengan akhir Mei 2009 pertumbuhannya mencapai 18,9% dari Rp 25,92 triliun. Menurut Judeson Ranonto, Komisaris Utama BPR Nova Trijaya, untuk ukuran BPR angka tersebut cukup bagus. "BPR itu kan modalnya kecil," katanya kepada KONTAN, Selasa (15/6).
Direktur Bisnis BPR Karyajatnika Sadaya, Wianto Himawan, mengatakan, penyebab tingginya pertumbuhan penyaluran kredit BPR pada Mei lalu karena masih ada BPR-BPR kecil dan menengah yang menggarap pembiayaan ke sektor mikro dengan nilai kredit sebesar Rp 1 juta. "Selain itu BPR kecil dan menengah juga mampu melakukan efisiensi dengan baik," ujarnya. Wianto mengatakan untuk BPR besar pertumbuhan kredit sebesar 18% sudah sulit karena mereka sudah menggarap pasar usaha kecil dan menengah (UKM). Soalnya, untuk melakukan pembiayaan mikro, biaya penagihan atawa cost colection sangat besar. "Di tempat kami saja penarikan satu rekening rata-rata Rp 8,5 juta-Rp 9 juta," imbuhnya. Hingga akhir Mei 2010, kredit BPR Karyajatnika tumbuh 5% menjadi Rp 1,43 triliun ketimbang akhir tahun lalu. Bunga kredit yang mereka berikan sebesar 25%-30%. Saat ini, dana pihak ketiga (DPK) BPR Karyajatnika mencapai Rp 2,1 triliun. Komposisinya, deposito Rp 1,78 triliun dan tabungan Rp 273 miliar. Satriyo Yudiarto, Komisaris Utama sekaligus pemilik BPR Surya Yudha berpendapat, kenaikan kredit BPR bisa tercapai mengingat BPR merupakan bank komunitas. "Jadi keunggulan kami mengandalkan kedekatan dengan masyarakat tempat BPR tersebut berada," tegasnya. Senada dengan Wianto, Satriyo bilang, kredit BPR memang sebagian besar masih mengucur ke sektor UMKM. Per Mei 2010, kredit BPR Surya Yudha mencapai Rp 650 miliar DPK sampai Mei bertambah Rp 400 miliar. Satriyo menambahkan, kredit yang ekspansif membuat kebutuhan pendanaan untuk modal penyaluran kredit BPR ikut meningkat. Per Mei 2010, sumber dana BPR menjadi Rp 32,4 triliun atau naik 21,34% dari periode tahun lalu yang sebesar Rp 26,7 triliun.
Sumber dana berasal dari dana masyarakat, pinjaman antarbank, dan pinjaman pihak lain. Tabungan dan deposito BPR masing-masing meningkat 20,7% dan 26,68%. Di mana tabungan naik dari Rp 7,34 triliun menjadi Rp 8,86 triliun. Sedang deposito bertambah menjadi Rp 18,99 triliun dari Rp 14,99 triliun. Sementara pinjaman antarbank juga naik 7,6% dari Rp 3,77 triliun menjadi Rp 4,06 triliun. Hanya pinjaman pihak lain BPR saja yang menurun Rp 0,59 triliun menjadi Rp 0,49 triliun di akhir Mei 2010. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Test Test