JAKARTA. Kinerja ekspor non migas hingga pertengahan tahun ini terasa masih cukup berat. Meski demikian, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) masih mencatat pertumbuhan angka pembiayaan. Hingga semester pertama tahun ini, Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi bilang angka outstanding pembiayaan yang disalurkan lembaganya mengalami pertumbuhan setinggi 9,5% secara year to date. "Outstanding sampai bulan Juni sudah mencapai Rp 96,8 triliun," katanya, Kamis (20/7). Salah satu upaya yang dilakukan lembaga yang biasa disebut Indonesia Eximbank ini diantaranya dengan terus memperluas segmen pasar. Baik iu dari sisi debitur maupun pasar tujuan ekspor yang bisa dimasuki. Sejumlah sektor industri dinilai masih punya potensi untuk menggenjot kinerja ekspor. Sehingga turut menjaga laju bisnis dari LPEI. Sementara, sejak beberapa waktu lalu LPEI juga masih terus mendukung penetrasi ke non-tradisional market. Beberapa pasar yang terus dikembangkan diantaranya adalah ke negara-negara Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Dwi melanjutkan, selain menggenjot pembiayaan komersial pihaknya juga akan meningkatkan penetrasi dari program National Interest Account alias NIA. Program ini merupakan penugasan pemerintah kepada LPEI untuk mendukung pendanaan bagi industri strategis namun terkendala dukungan dari lembaga pembiayaan lain. Beberapa perusahaan plat merah terus dipantau oleh lembaganya tersebut untuk menyaluran pembiayaan lewat program ini. Misalnya PT Industri Kereta Api (INKA), PT PAL Indonesia , sampai PT Dirgantara Indonesia. Hingga tutup tahun 2017 sendiri, LPEI menargetkan bisa mencatatkan angka outstanding pembiayaan sebesar Rp 105,1 triliun. Jumlah ini meningkat 18,7% dari realisasi pada tahun 2016 lalu yang sebesar Rp 88,53 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Outstanding LPEI sentuh Rp 96,8 triliun
JAKARTA. Kinerja ekspor non migas hingga pertengahan tahun ini terasa masih cukup berat. Meski demikian, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) masih mencatat pertumbuhan angka pembiayaan. Hingga semester pertama tahun ini, Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi bilang angka outstanding pembiayaan yang disalurkan lembaganya mengalami pertumbuhan setinggi 9,5% secara year to date. "Outstanding sampai bulan Juni sudah mencapai Rp 96,8 triliun," katanya, Kamis (20/7). Salah satu upaya yang dilakukan lembaga yang biasa disebut Indonesia Eximbank ini diantaranya dengan terus memperluas segmen pasar. Baik iu dari sisi debitur maupun pasar tujuan ekspor yang bisa dimasuki. Sejumlah sektor industri dinilai masih punya potensi untuk menggenjot kinerja ekspor. Sehingga turut menjaga laju bisnis dari LPEI. Sementara, sejak beberapa waktu lalu LPEI juga masih terus mendukung penetrasi ke non-tradisional market. Beberapa pasar yang terus dikembangkan diantaranya adalah ke negara-negara Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Dwi melanjutkan, selain menggenjot pembiayaan komersial pihaknya juga akan meningkatkan penetrasi dari program National Interest Account alias NIA. Program ini merupakan penugasan pemerintah kepada LPEI untuk mendukung pendanaan bagi industri strategis namun terkendala dukungan dari lembaga pembiayaan lain. Beberapa perusahaan plat merah terus dipantau oleh lembaganya tersebut untuk menyaluran pembiayaan lewat program ini. Misalnya PT Industri Kereta Api (INKA), PT PAL Indonesia , sampai PT Dirgantara Indonesia. Hingga tutup tahun 2017 sendiri, LPEI menargetkan bisa mencatatkan angka outstanding pembiayaan sebesar Rp 105,1 triliun. Jumlah ini meningkat 18,7% dari realisasi pada tahun 2016 lalu yang sebesar Rp 88,53 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News