JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) akan terus mendorong pengembangan pelayaran logistik Rolling on Roll off (RoRo). Sebagian kapal RoRo yang berada di Pelabuhan Merak akan dialihkan secara bertahap ke Natuna dan Indonesia bagian timur. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pengalihan sebagian kapal akan dilakukan karena kapal RoRo di pelabuhan Merak saat ini sudah over suplai. "Berdasarkan laporan dari pengusaha di Merak, jumlah kapal RoRo di sana saat ini ada 60 dengan tingkat okupansi hanya 40%" Kata Budi, Selasa (4/7). Namun, Menhub tidak menyebutkan secara spesifik berapa unit kapal RoRo di Merak yang akan dialihkan ke Indonesia Timur dan Namun dan kapan pengalihan akan dimulai. "Nanti ini akan dibahas," ujarnya. Untuk mendorong program pelayaran RoRo berjalan dengan baik, Kemhub nantinya akan menetapkan kualifikasi besaran kapal, kecepatan kapal, dan usia kapalnya yang akan digunakan sebagai kapal RoRo. Hal itu dilakukan agar pengusaha kapal RoRo mau menyasar wilayah Indonesia Timur sehingga program tol laut dapat berjalan lancar. Dengan pengalihan kapal RoRo ke wilayah Timur maka ke depan gerakan barang dari Timur ke Jakarta akan semakin meningkat. Peningkatan tersebut akan menopang upaya pemerintah dalam menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai Hub Internasional. "Kalau Tanjung Priok sebagai Hub membutuhkan kapal feeder yang banyak agar arus barang ke pelabuhan tersebut bagus. Semakin banyak volume barang di sana maka akan banyak kapal besar yang akan masuk kesalahan Priok sehingga tumbuh menjadi 6 juta TEUs dan harapannya bisa mencapai 12 Juta TEUs dalam dua tahun ke depan," jelas Budi. Lebih ekonomis Selain itu, lanjut Budi, pengoperasian kapal RoRo juga dilakukan untuk mengurangi beban jalan di jalur pantai. Kemhub akan mendorong ini dengan mengoptimalkan pengoperasian jembatan timbang. Saat ini sudah ada kapal RoRo trayek Tanjung Priok – Panjang (Lampung) untuk mengurangi beban jalan raya dan mempersingkat waktu distribusi logistik. Selain itu, Kemhub telah mengembangkan konsep penyeberangan jarak jauh (long distance ferry) lintas Jakarta-Surabaya.
Over suplai, kapal Roro di Merak akan dialihkan
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) akan terus mendorong pengembangan pelayaran logistik Rolling on Roll off (RoRo). Sebagian kapal RoRo yang berada di Pelabuhan Merak akan dialihkan secara bertahap ke Natuna dan Indonesia bagian timur. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pengalihan sebagian kapal akan dilakukan karena kapal RoRo di pelabuhan Merak saat ini sudah over suplai. "Berdasarkan laporan dari pengusaha di Merak, jumlah kapal RoRo di sana saat ini ada 60 dengan tingkat okupansi hanya 40%" Kata Budi, Selasa (4/7). Namun, Menhub tidak menyebutkan secara spesifik berapa unit kapal RoRo di Merak yang akan dialihkan ke Indonesia Timur dan Namun dan kapan pengalihan akan dimulai. "Nanti ini akan dibahas," ujarnya. Untuk mendorong program pelayaran RoRo berjalan dengan baik, Kemhub nantinya akan menetapkan kualifikasi besaran kapal, kecepatan kapal, dan usia kapalnya yang akan digunakan sebagai kapal RoRo. Hal itu dilakukan agar pengusaha kapal RoRo mau menyasar wilayah Indonesia Timur sehingga program tol laut dapat berjalan lancar. Dengan pengalihan kapal RoRo ke wilayah Timur maka ke depan gerakan barang dari Timur ke Jakarta akan semakin meningkat. Peningkatan tersebut akan menopang upaya pemerintah dalam menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai Hub Internasional. "Kalau Tanjung Priok sebagai Hub membutuhkan kapal feeder yang banyak agar arus barang ke pelabuhan tersebut bagus. Semakin banyak volume barang di sana maka akan banyak kapal besar yang akan masuk kesalahan Priok sehingga tumbuh menjadi 6 juta TEUs dan harapannya bisa mencapai 12 Juta TEUs dalam dua tahun ke depan," jelas Budi. Lebih ekonomis Selain itu, lanjut Budi, pengoperasian kapal RoRo juga dilakukan untuk mengurangi beban jalan di jalur pantai. Kemhub akan mendorong ini dengan mengoptimalkan pengoperasian jembatan timbang. Saat ini sudah ada kapal RoRo trayek Tanjung Priok – Panjang (Lampung) untuk mengurangi beban jalan raya dan mempersingkat waktu distribusi logistik. Selain itu, Kemhub telah mengembangkan konsep penyeberangan jarak jauh (long distance ferry) lintas Jakarta-Surabaya.