Over supply, produsen semen genjot ekspor



KONTAN.CO.ID - Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat kemampuan produksi semen nasional saat ini sekitar 107 juta ton per tahun. Sementara konsumsi dalam negeri tak lebih dari 65 juta ton per tahun. Malah menurut Widodo Santoso, Ketua umum ASI, diperkirakan pada tahun 2020 kapasitas nasional akan bertambah menjadi sekitar 117 juta ton.

Kelebihan pasokan (over supply) ini mengisyaratkan para produsen semen untuk memutar otak dalam menghabiskan ketersediaan semen di gudangnya. Salah satu opsi ialah menggalakkan ekspor.

Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, Antonius Marcos, menyetujui bahwa ekspor semen menjadi salah satu alternatif dari kondisi saat ini. “Ekspor dapat menjadi salah satu strategi untuk mengatasi kondisi oversupply semen di dalam negeri,” tegasnya kepada KONTAN (30/8).


Namun ia melihat, ekspor tidak serta merta menjadi pemicu keuntungan yang besar. “Saat ini peluang untuk ekspor cukup ketat karena negara penghasil semen terbesar, China juga sedang over supply,” ujarnya.

Sehingga menjadi tantangan bagi produsen di Indonesia untuk mengalirkan produknya di Negara-negara yang lokasinya berdekatan terhadap China. “Namun saat ini Indocement tetap melakukan ekspor semen ke beberapa negara seperti Vietnam, Thailand dan Bangladesh,” sebut Antonius.

Total volume penjualan ekspor Indocement ditargetkan sampai akhir tahun nanti ialah 501.000 ton. Jika dibandingkan dengan volume penjualan klinker dan semen 2016 yang 391.000 ton, maka INTP membidik kenaikan 28% untuk pasar ekspor.

Sementara, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Agung Wiharto mengatakan, perusahaannya juga mengincar kenaikan ekspor hingga 1 juta ton sampai akhir tahun nanti. Sampai dengan data ASI Juli 2017, SMGR telah mengekspor 1,054 juta ton melebihi dari target awal SMGR. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini