Oversubscribed 1,66 Kali, Tower Bersama (TBIG) Terbitkan Obligasi Rp 2,48 Triliun



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menawarkan obligasi senilai Rp 2,48 triliun. Rencananya hasil penggalangan dana ini akan dipakai TBIG memberikan pinjaman pada anak usahanya agar bisa melunasi utang. 

Adapun aksi korporasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Berkelanjutan V dengan target penghimpunan dana sebanyak Rp 15 triliun. 

Sebelumnya, TBIG sudah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V tahap pertama hingga kelima dengan total pokok Rp 8,055 triliun. Kali ini, TBIG tahap enam dengan pokok senilai Rp 2,48 triliun.


Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman menjelaskan awalnya perseroan hanya ingin menerbitkan obligasi sebanyak Rp 1,5 triliun, tapi minat pasar sangat tinggi sehingga TBIG menaikkan nilai pokoknya. 

Baca Juga: Gandeng Investor Jepang, Bumi Serpong Damai (BSDE) Kembali Kembangkan Perkantoran

"Awalnya kami hanya ingin issue obligasi Rp 1,5 triliun, ternyata oversubscribed sebesar 1,66 kali," ucap dia saat dihubungi Kontan, Selasa (31/1). 

Menilik prospektus perseroan, sebesar US$ 86,4 juta atau sekitar Rp 1,28 triliun akan TBIG pinjamkan ke anak usahanya, PT Tower Bersama. Kemudian sebanyak US$ 16,6 juta atau Rp 284,4 miliar akan dipinjamkan pada PT Solu Sindo Kreasi Pratama.

Oleh kedua entitas anak tersebut, dana pinjaman dari TBIG ini akan dipakai untuk membiayai pembayaran sebagian pokok yang menjadi kewajiban keuangan masing-masing perusahaan. 

Adapun kewajiban tersebut terkait dengan fasilitas pinjaman revolving senilai US$ 375.000.000 tertanggal 29 Juni 2019 yang akan dibayarkan kepada para kreditur melalui United Overseas Bank Limited (UOB). 

 
TBIG Chart by TradingView

Helmy bilang penerbitan obligasi ini untuk refinancing pinjaman dolar Amerika Serikat (AS) di anak usaha, sehingga biaya bunga akan lebih hemat. Dia menyebut penerbitan obligasi ini akan membuat beban perseroan akan berkurang. 

Baca Juga: Sinar Mas Land Gandeng Investor Jepang Kembangkan Office Portfolio Partnership di CBD

"Secara biaya bunga akan terjadi penghematan. Karena suku bunga dolar AS ditambah hedging saat ini lebih mahal daripada suku bunga obligasi," tandasnya. 

Namun Analis Panin Sekuritas Aqil Triyadi menilai rencana penerbitan obligasi ini akan memperbesar net debt perseroan, yang akan berdampak pada naiknya beban keuangan. 

Di sisi lain, bisnis TBIG masih tergolong kompetitif antara pemain menara lainnya. Namun Aqil menyebut investor tengah mencermati para emiten untuk mengelola beban utangnya.  "Siapa yang dapat menjaga tingkat utangnya dapat menarik minat investor," imbuh dia.

Panin Sekuritas merekomendasikan hold untuk TBIG dengan target harga di Rp 2.740. Adapun TBIG bertengger di level Rp 2.100 pada akhir perdagangan Selasa (31/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli