Oversubscribed, Harga IPO Arm Holdings Bisa Mencapai US$ 51 Per Saham



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Menjelang debut di pasar saham Amerika Serikat (AS), Arm Holdings Plc mencatat oversubscribed sebanyak enam kali lipat dari jumlah yang diminta dalam penawaran saham. Meski, ini tak menjamin juga kinerja yang bagus ketika penawaran umum perdana (IPO) saham.

Dengan kondisi kelebihan permintan tersebut, kemungkinan besar harga Arm akan mencapai kisaran yang ditargetkan sebesar US$47 hingga US$ 51 per saham. Perancang chip milik SoftBank Group Corp ini mencari tambahan dana sekitar US$5 miliar dalam IPO tersebut.

Kisaran harga tersebut membuat Arm bernilai US$ 50 miliar hingga US$ 54,5 miliar.


Masih belum diketahui pasti apakah Arm akan menarik cukup banyak permintaan investor untuk mencari valuasi yang lebih tinggi menjelang penetapan harga IPO pada 13 September mendatang. Sumber Reuters mengatakan, Arm akan memutuskan awal pekan depan apakah akan menaikkan kisaran harga IPO.

Baca Juga: Perbankan Besar Prediksi Ekonomi AS Masuk Resesi Tahun Ini

Arm meluncurkan upaya pemasarannya pekan lalu untuk melakukan IPO terbesar di AS dalam dua tahun, berupaya meyakinkan investor bahwa mereka memiliki pertumbuhan di masa depan, di luar pasar telepon seluler, yang mendominasi dengan pangsa 99%.

Lemahnya permintaan telepon seluler selama perlambatan ekonomi global telah menyebabkan pendapatan Arm stagnan. Penjualan keseluruhan mencapai US$ 2,68 miliar dalam 12 bulan hingga akhir Maret, dibandingkan dengan US$ 2,7 miliar pada periode sebelumnya.

Arm mengatakan kepada calon investor di New York pada hari Kamis bahwa pasar komputasi awan, yang pangsa pasarnya hanya 10% dan oleh karena itu lebih banyak ruang untuk berkembang. Diperkirakan akan tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 17% hingga tahun 2025, sebagian berkat kemajuan dalam bidang teknologi. kecerdasan buatan.

Pasar otomotif, yang menguasai 41% pasar diperkirakan akan tumbuh sebesar 16%, dibandingkan dengan pertumbuhan yang diharapkan hanya sebesar 6% untuk pasar seluler.

Arm juga mengatakan kepada investor bahwa biaya royaltinya, yang menyumbang sebagian besar pendapatannya, telah terakumulasi sejak perusahaan mulai mengumpulkannya pada awal tahun 1990an. Pendapatan royalti mencapai $1,68 miliar pada tahun fiskal terakhir, naik dari $1,56 miliar pada tahun sebelumnya.

Salah satu bidang yang menjadi perhatian investor adalah paparan Arm terhadap Tiongkok, mengingat ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat yang menyebabkan perlombaan untuk mendapatkan pasokan chip. Penjualan di Tiongkok menyumbang 24,5% dari pendapatan Arm senilai $2,68 miliar pada tahun fiskal 2023.

Baca Juga: Alibaba Group Memecah Perusahaan Menjadi Enam Unit Bisnis

Editor: Khomarul Hidayat