Oversuplay, JPFA pangkas belanja modal tahun ini



JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi tahun ini. JPFA memangkas anggaran belanja modal alias capex tahun ini menjadi Rp 750 miliar dari rencana awal Rp 1,8 triliun. Dari capex perseroan tahun ini, sebesar Rp 400 milar dialokasikan untuk segmen pakan ternak. Kemudian senilai Rp 170 miliar di breeding farm dan Rp 180 miliar di feedmill. Untuk farm dan feedmill, 50% dari masing-masing alokasi capex akan digunakan untuk melanjutkan ekspansi tahun lalu, sedangkan sisanya untuk perawatan. Adapun sumber dana capex berasal dari kas internal. Wakil Direktur Utama JPFA, Bambang Budi Hendarto menyebutkan, capex perseroan tahun ini juga jauh lebih kecil dibanding realisasi tahun 2014 yang mencapai Rp 1,6 triliun. Maklum, tahun sebelumnya JPFA melakukan ekpansi secara besar-besaran. Diantaranya menambah kapasitas produksi pabrik pakan ternak di Sidoarjo serta mendirikan pabrik pakan udang dan pakan ikan. Bambang menjelaskan, ekspansi JPFA dan juga emiten poultry selama beberapa tahun terakhir telah mengakibatkan kelebihan pasokan anak ayam usia sehari (DOC) di tahun 2014. Namun, permintaan ayam broiler tidak meningkat seperti yang diharapkan.

Turunnya permintaan ayam broiler lantaran melemahnya daya beli masyarakat menengah ke bawah. "Saat ini masalah overproduction belum terselesaikan secara tuntas, jadi kami harus irit. Setelah semua beres baru kami adakan ekspansi lagi," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/4). Adanya kelebihan pasokan menyebabkan harga DOC di semester II tahun lalu sempat menyentuh level Rp 1.500 per ekor. Kini harga DOC sudah beranjak naik, yakni berada di kisaran Rp 4.000 per ekor.

Meski demikian, Bambang mengaku produsen DOC masih merugi. Pasalnya, sejak Februari - Maret lalu produsen dipaksa untuk memotong produksi hingga 20%. "Kami masih memikirkan solusi untuk oversupply yang setepat-tepatnya," lanjut Bambang. Perseroan tetap optimis dengan prospek jangka panjang dan pertumbuhan industri puoltry di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa