KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Fintech peer to peer leding PT Layanan Keuangan Berbagi atau DanaRupiah menargetkan dapat menyalurkan pinjaman senilai Rp 9,6 triliun sepanjang 2020. Adapun hingga akhir 2019, DanaRupiah telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 5,3 triliun. Presiden Direktur DanaRupiah Entjik S. Djafar menyatakan guna mencapai target itu, DanaRupiah ingin terus aktif memperluas jangkauan pembiayaan digital untuk sektor produktif ke luar Pulau Jawa, dan kali ini ke Nusa Tenggara Timur atau Kupang. Oleh sebab itu, DanaRupiah berpartisipasi dalam acara FinEast 2020 yang digelar di Kupang.
Pada acara itu, DanaRupiah menandatangani kesepakatan dengan UMKM. Dalam kesepakatan tersebut,
lender (pemberi pinjaman) akan memberikan pendanaan melalui aplikasi digital apps DanaRupiah. Dengan demikian akan mempermudah pelaku UMKM mendapatkan akses pembiayaan untuk kebutuhan usahanya.
Baca Juga: Fintech lending DanaRupiah targetkan pinjaman senilai Rp 9,6 triliun di tahun ini Entjik menambahkan DanaRupiah menargetkan sebanyak 25% pembiayaan tersalurkan ke sektor produktif pada tahun ini. Sebelumnya DanaRupiah sudah menyalurkan pinjaman untuk para petani, khususnya petani jagung di Sulawesi Utara. Selanjutnya, DanaRupiah akan memperluas program tersebut di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat pada tahun ini. Selain pendanaan bibit jagung dan pupuk, DanaRupiah akan mulai memberikan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan mekanisasi pertanian, melalui pemanfaatan teknologi alat mesin seperti traktor. Pembiayaan mekanisasi ini sekaligus mendorong pertanian Indonesia beralih dari metode tradisional ke mesin modern. "Dengan pengembangan jangkauan pembiayaan dan layanan yang optimal, kami percaya DanaRupiah dapat merealisasikan target penyaluran pinjaman Rp 9,6 triliun pada tahun 2020 ini. Meningkatnya target penyaluran juga membuktikan bahwa DanaRupiah terus bertumbuh dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia sebagai solusi keuangan digital,” kata Entjik dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2).
Head of Business Development DanaRupiah Christine Tandeans mengatakan untuk mendorong pembiayaan produktif, DanaRupiah terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai manfaat
fintech lending melalui bekerjasama dengan sejumlah pihak, salah satunya Lembaga Pendidikan HACKTIV8. Tujuannya demi memudahkan akses pendidikan kepada masyarakat dengan biaya rendah per bulannya. DanaRupiah memaksimalkan tiga layanan sebagai bentuk komitmennya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, yakni pinjaman tunai, pinjaman produktif, serta pinjaman untuk pelatihan dan pendidikan. Christine menambahkan NTT merupakan pasar yang potensial untuk penetrasi keuangan digital. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NTT mencatat nilai penyaluran kredit dari pihak perbankan untuk masyarakat mencapai Rp 29,2 triliun pada 2019.
Baca Juga: P2P lending DanaRupiah mulai menyasar segmen produktif pertanian Jumlah kredit NTT ini naik 13,4% dibandingkan 2018. Berarti, jumlah kredit di NTT pada tahun lalu lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara nasional sebesar 11,8%. Terkait pembiayaan
fintech lending, berdasarkan data OJK per Desember 2020, tingkat penyaluran pinjaman
fintech lending di Kupang masih kecil yakni hanya Rp 105,67 miliar atau 0,13% dari total penyaluran nasional Rp 81,49 triliun. Adapun total rekening
lender atau pemberi pinjaman tercatat 1.737 entitas atau hanya 0,28% dari total nasional yang mencapai 605.935 entitas dan rekening
borrower atau peminjam hanya 31.504 entitas atau 0,17% dari total nasional 569.123 entitas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi