Pabrik baru Astra belum ditopang daya beli



JAKARTA. Perlambatan sektor otomotif tak membuat PT Astra Intenational Tbk (ASII) berhenti berekspansi. Melalui anak usahanya, PT Astra Honda Motor (AHM) ASII mengoperasikan pabrik keempat di Karawang, Jawa Barat.

Pabrik baru ini bakal memproduksi 1,1 juta unit sepeda motor setahun. Pabrik ini akan memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor di ASEAN. Pabrik tersebut dibangun di lahan seluas 84 hektare dengan nilai investasi Rp 3,3 triliun dan akan memproduksi sepeda motor Honda tipe skutik (skuter).

AHM juga tengah membangun pabrik kelima di areal yang sama dengan estimasi kapasitas produksi mencapai 500.000 unit per tahun dan diharapkan selesai Agustus 2015. Sehingga total kapasitas pabrik AHM pada 2015 mencapai 5,8 juta unit dari total kapasitas tahun ini. Nilai investasinya Rp 1,9 triliun.


Chandra Pasaribu, Analis Indo Premier Securities dalam riset 12 Desember 2014 mengatakan, pabrik baru tahun depan akan memproduksi motor sports seperti CBR250, CBR 150 dan CB150R. Menurut dia, pasar motor sport tengah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir didorong daya beli masyarakat.

Hingga September 2014, penjualan motor mencapai 6,1 juta unit atau naik 4,6% year on year (yoy). Motor sport tumbuh 7,4% yoy dan skuter tumbuh 9% yoy. Menurut Chandra, paling tidak, pabrik baru yang akan dibangun ASII tahun depan ini akan memenuhi kebutuhan konsumen dan bisa meraih tambahan pangsa pasar.

Chandra bilang, saat ini pasar sepeda motor memang sudah jenuh dan hanya mampu tumbuh single digit. Sebelumnya, Honda memang berhasil menguasai pangsa pasar dengan menggenjot segmen skuter. "Pasar memang sudah beralih ke skuter dan mungkin akan beralih lagi ke segmen motor sport," ujar dia.

Meski gencar ekspansi, Leonardo Henry Gavaza, Analis Bahana Securities menilai penambahan kapasitas yang dilakukan ASII belum banyak menopang pertumbuhan pendapatan di tahun depan. Leonardo melihat, pasar otomotif baik roda empat maupun roda dua masih diliputi sentimen negatif seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Tak pelak, pertumbuhan pendapatan ASII dari segmen ini masih akan terbatas.

Persaingan yang ketat di pasar juga akan memberikan dampak yang besar bagi margin di sektor otomotif. Leonardo memperkirakan, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih ASII di tahun depan tak akan jauh berbeda dari tahun ini, yakni tumbuh 4%. "Dari segmen roda dua, motor skuter lebih banyak mendorong pendapatan ASII," ujar dia.

Leonardo memperkirakan, pangsa pasar sepeda motor ASII hanya bertahan di 62%. Pelemahan margin dari sektor otomotif juga tak tertolong dari segmen lainnya, seperti komoditas dan alat berat. "Semua lini usaha ASII masih terpuruk," kata dia

Analis Ciptadana Securities Arief Budiman memperkirakan, pendapatan ASII tahun depan hanya akan naik tipis dari Rp 200,7 triliun di 2014 menjadi Rp 208,2 triliun. Sementara laba naik dari Rp 19,9 triliun jadi Rp 20,5 triliun.

Karena itu, Arief masih merekomendasikan hold di Rp 7.500. Leonardo merekomendasikan, reduce di Rp 6.600. Namun, Chandra menyarankan, buy di Rp 9.100. Saham ASII naik 1% ke Rp 7.075 pada Selasa (16/12).         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana