Pabrik baru beroperasi, kapasitas Lion Metal naik



JAKARTA. Pabrik baru produsen alat perkantoran, alat pergudangan, bahan bangunan serta baja kanal C milik PT Lion Metal Works Tbk mulai beroperasi penuh. Alhasil, pengoperasian pabrik baru ini menambah kapasitas produksi Lion Metal sebesar 4.000 ton per tahun menjadi total 64.000 ton per tahun.

Krisant Sophian, Direktur Lion Metal Works Tbk, menjelaskan, pabrik baru milik Lion Metal berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Perusahaan manufaktur itu menginvestasikan dana sekitar Rp 44 miliar untuk membangun pabrik baru tersebut.

Sejak awal tahun 2015, Lion Metal mulai menguji coba produksi pabrik baru. Nah, "Sejak pertengahan tahun ini, pabrik baru kami sudah bisa berproduksi secara komersial," ungkap Krisant kepada KONTAN, Senin (12/10).


Pengoperasian pabrik anyar ini melengkapi dua pabrik milik emiten saham berkode LION yang sudah beroperasi selama ini. Saat ini, LION memiliki pabrik di Bekasi, Jawa Barat, serta satu pabrik lagi di Sidoarjo, Jawa Timur. Kedua pabrik LION di Bekasi dan Sidoarjo tersebut membuat peralatan perkantoran, peralatan rumah sakit, brankas dan peralatan sistem pengamanan, dan alat pergudangan.

Pabrik tersebut juga memproduksi bahan bangunan dan konstruksi khusus, seperti pintu besi tahan api, penyangga kabel, rangka atap baja ringan, maupun baja tahan gempa. Total kapasitas produksi pabrik Bekasi dan Sidoarjo tersebut mencapai 60.000 ton per tahun.

Krisant optimistis, pengoperasian pabrik baru milik perusahaan tersebut bisa turut mendorong penjualan pada tahun ini. Namun, Krisant enggan memerinci target penjualannya maupun estimasi kontribusi pabrik baru terhadap total penjualan LION.

Sebagai gambaran, semester I-2015, Lion Metal mencatat pendapatan Rp 179,16 miliar, naik sekitar 5,38% ketimbang periode sama tahun lalu yang senilai Rp 170 miliar. Mayoritas pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan di dalam negeri. Kontribusi dari penjualan ekspor nyaris minim, hanya senilai Rp 13,03 juta.

Dari sisi produk, saat ini penjualan peralatan kantor menyokong Rp 119,38 miliar atau sekitar 66,63% dari total pendapatannya. Sementara sekitar Rp 59,77 miliar atau setara 33,36% berasal dari penjualan material bangunan.

Krisant menyatakan, Lion Metal akan mendorong penjualan produk material bangunan. Salah satunya dengan membidik proyek kereta mass rapid transit (MRT). Menurut Krisant, tiga tahun terakhir Lion Metal memasok pintu baja tahan api untuk MRT di Singapura.

Berbekal pengalaman tersebut, "Kami berharap bisa mengikuti proyek pembangunan MRT di Jakarta," ujar Kris.

Tahun ini, manajemen LION menganggarkan belanja modal atau capital expenditure berkisar antara Rp 5 miliar- Rp 8 miliar. Dana tersebut antara lain dipakai untuk membeli sejumlah mesin pabrik baru di Purwakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie