Pabrik baru Greenfields Indonesia siap beroperasi



MALANG. PT Greenfields Indonesia terus genjot produktifitas olahan susu dan memperluas pasar melalui pengoperasian pabrik baru yang berada di Palaan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Darmanto Setiawan, Head of Dairy Manufacturing-SEA PT Greenfields Indonesia mengatakan, kapasitas terpasang pabrik kedua milik Greenfields ini mencapai 72 juta liter per tahun. Nantinya kapasitas terpasang masih bisa ditingkatkan sampai dengan dua kali lipat.

Luas lahan yang digunakan pun sebesar 7 hektare (ha). Kali ini anak usaha AustAsia Dairy Group mendesain pabriknya lebih efisien dibandingkan dengan pabrik sebelumnya. " Biaya produksinya bisa diturunkan sampai sekitar 15%-20%," katanya saat peresmian pabrik baru, Kamis (4/5).


Lainnya, pabrik ini juga bersifat ramah lingkungan karena menggunakan cangkang sawit dan cangkang kemiri sebagai bahan bakar boiler. Uap air yang dihasilkan oleh boiler digunakan untuk menjalankan mesin pengolahan susu serta energi dan air pun diperhitungkan secara efisien.

Untuk membangun pabrik ini, Greenfields harus merogoh koceknya sebesar Rp 335 miliar. Nantinya pabrik ini akan diinttegrasikan dengan pabrik pertama yang berada di Desa Babadan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

" Setelah ini beberapa equipment pabrik lama akan dipindahkan kesini dan untuk pengolahan susu difokuskan disini sedangkan pabrik lama akan produksi keju," tambahnya.

Dengan adanya pabrik baru ini, perusahaan ini berharap dapat memperkuat penetrasi pasar yang sudah ada dan membuka pasar baru baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Asal tahu saja, tahun lalu perusahaan baru menjajaki pasar Myanmar dan Kamboja.

Mereka tertarik melebarkan pasar kesana karena potensi konsumsi susu cukup tinggi dan produksi susu segar dinegara tersebut masih sangat terbatas. Sayangnya, dia enggan menjelaskan total penjualan di dua negara tersebut.

Sekadar informasi, total produksi susu perusahaan 70% untuk memenuhi pasar dalam negeri dan 30% untuk pasar Asia Tenggara. Negara yang paling besar potensinya adalah Singapura dan Hongkong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini