Pabrik Gendhis di Blora Mulai Produksi Juni



JAKARTA. PT Gendhis Multi Manis (GMM) akan mulai mengoperasikan pabrik gula di Blora, Jawa Tengah pada Juni 2014 saat musim giling tebu. Namun, lantaran bahan baku yang digiling terbatas, tahun ini, perusahaan hanya menargetkan produksi gula kristal putih 15.000 ton per bulan.

Kamajaya, Direktur Utama PT Gendhis Multi Manis mengatakan target produksi gula dari pabrik di Blora tahun ini harus direvisi lantaran kurangnya pasokan tebu petani. Menjadi kian sulit lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melarang perusahaan merealisasikan impor gula mentah.

Kata Kamajaya, semula pabrik GMM Blora ditargetkan bisa menghasilkan 30.000 ton gula per bulan. Hanya "Kami sesuaikan targetnya.  Jika impor distop dan harus bergantung pada petani tebu, sulit untuk mencapai produksi 30.000 ton," katanya, kemarin.


Pada musim giling kali ini,  tebu petani di Blora diperkirakan hanya bisa menyuplai 32.000 ton. Tebu ini dihasilkan dari sekitar 200 petani tebu dengan luas lahan mencapai 4.000 hektare (ha).

Sebagai catatan, pabrik gula GMM di Blora memiliki kapasitas terpasang 10.000 tone cane per day (tcd). Namun pada tahap awal, pabrik ini hanya akan menggunakan setengah dari kapasitas terpasangnya yakni 5.000 tcd.

Semula, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, GMM akan menggunakan gula mentah impor. Namun, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melarang GMM merealisasikan impor gula mentahnya meski telah ada izin impor lantaran khawatir tebu petani tak terserap.\

Kamajaya bilang, GMM  akan berupaya untuk menyerap tebu produksi petani. Tapi, ia mengakui minimnya pasokan membuat perusahaan kekurangan bahan baku. "Apalagi saat ini minat menanam tebu dari petani tebu di Blora mulai turun," katanya.

Kamajaya berharap pemerintah membatasi volume impor gula mentah daripada melarang impor. Impor bisa distop bila pasokan tebu petani mencukupi. Pembatasan impor menjadi pilihan lantaran ada pengawasan.

Berbeda kondisi dengan pabrik di Blora yang siap beroperasi, pabrik gula Gendhis di Madura baru akan dibangun setelah pemilu berakhir dan akan selesai September 2017. Pabrik berkapasitas 12.000 tcd ini menelan investasi Rp 4,5 triliun, termasuk biaya pembibitan. 

Kamajaya bilang, perusahaan juga bekerjasama dengan  Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) untuk membangun pusat pembibitan tebu di Madura. Sebab, potensi lahan tebu di Madura besar. "Tanpa mengganggu lahan tembakau, potensi lahan tebu di sana mencapai 150.000 ha - 180.000 ha," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi